Pelangi dirumahku terbentuk karena pertemuan antara kehangatan ayahanda selayaknya
matahari yang senantiasa memberikan kehangatan di rumah serta kesejukan ibunda
selayaknya air yang mampu memenuhi setiap sudut hati dirumahku. Sedangkan aku
dan enam saudaraku dengan keunikan dan kekhasan masing-masing selayaknya tujuh
warna pelangi yang tersusun begitu sangat indah.
Kehangatan cinta ayahanda layaknya
matahari.
Ayahanda yang tidak pernah lelah menjadi imam dalam keluarga seperti
matahari yang tidak pernah lelah menyinari dunia bahkan disaat datangnya
malam sekalipun, ia tidak pernah berhenti menyinari bumi disisi yang lain. Ayahanda
yang selalu memberikan cintanya sepanjang masa seperti matahari selalu memberikan
energi yang menghidupkan bumi, menyinari tiada henti. Ayahanda yang senantiasa membawa
keceriaan dan kehangatan dirumah seperti hadirnya matahari setelah perginya
mendung dan turunnya hujan.
Kesejukan kasih ibunda layaknya tetesan air.
Ibunda yang senantiasa sabar, ulet
dan tekun dalam mendidik anak-anaknya seperti air yg sabar dan ulet mencari
ruang di celah-celah batu dan mengalir ke anak sungai menuju muara. Ibunda yang nasihatnya selalu memberikan
kedamaian dihati seperti air tenang dilautan yang senantiasa menghembuskan angin
kedamaian. Ibunda dengan kelembutannya mampu meluluhkan hati siapa saja seperti
air yang mampu mengikis batu karang yang keras.
Kebersamaan ku dan enam saudaraku layaknya tujuh warna pelangi.
Ku mungkin biru, saudara
pertamaku hijau, selanjutnya Ungu begitu seterusnya. Setiap kami memiliki
karakter tersendiri yang memancarkan keindahannya masing-masing. Namun
keindahan itu menjadi semakin indah ketika menyatu, saling melengkapi satu
dengan lainnya dalam keindahan warna bernama pelangi.
Baiti Jannati
0 komentar:
Posting Komentar