Refleksi UKDI: Indahnya Tawakkal setelah Iktihar Optimal



Alhamdulilah, Ujian CBT UKDI telah dilalui. Perantauan di kota surabaya sebentar lagi berakhir. Kini saatnya kembali ke kota tercinta untuk mempersiapkan OSCE pekan mendatang. Ku terduduk di salah satu sudut bandara terbersih di Indonesia, bandara juanda. Ku Terdiam ditengah keramaian, mencoba menyusun kepingan peristiwa selama berada di kota ini lalu membentuknya menjadi puzzle tarbiyah kehidupanku.
Mulai dari diskusi kelompok setiap hari, bertemu dengan teman-teman yang saling menguatkan di tengah hedonisme dan sekularisme hingga pada pelaksaanaan ujian kemarin. Semua peristiwa tersebut memberikan kesan mendalam akan pentingnya menjaga ketakwaan diri dimanapun berada meski berada di zona ketidaknyaman.

Dari Abu Dzarr ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: “Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauililah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad).

Setelah ujian kemarin, kini semua peserta UKDI sedang galau gelisah menunggu hasil yang akan diumumkan bulan depan. Perlu sifat tawakkal total, menyerahkan secara ikhlas betul untuk ‘diselesaikan’ Allah swt. Dengan itu maka hati akan menjadi tentram dan sabar.

Tawakal merupakan perpaduan yang indah antara kepasrahan diri dengan ikhtiar/usaha yang optimal. Setelah kita ikhitiar dengan optimal, maka seharusnya kita bertawakal atas segala hasil yang kitaa kan dapatkan. Manusia hanya dituntut berusaha,bekerja atau berproses sedangkan hasil sesuai sunnatullah dan ketentuan Allah berlaku.

Dalam riwayat Imam Al-Qudha’i disebutkan bahwa Amr bin Umayah Radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah!, Apakah aku ikat dahulu unta (tunggangan)-ku lalu aku bertawakkal kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal? ‘Beliau menjawab, ‘Ikatlah kendaraan (unta)-mu lalu bertawakkallah”. (Musnad Asy-Syihab, Qayyidha wa Tawakkal, no. 633, 1/368)

Menanti selama sebulan kedepan, Tawakal memang bukan perkara mudah, tidak hanya perbuatan bibir saja tetapi ini Amalan Hati. Setidaknya ada TIGA langkah yang harus dilakukan untuk dapat bertawakal dengan sebenar-benarnya.

Pertama, Harapan Keyakinan itu HANYA pada Allah.

Mengantungkan harapan hanya kepada Allah semata, dengan mengikhlaskan dan meluruskan niat amalan hanya kepada Dzat yang maha menepati harapan. Keyakinan ini hendaknya dilakukan di awal, selama ujian, dan setelah ujian ukdi kemarin.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al Ikhlas: 2)

Kedua, selalu BERSYUKUR dan SABAR

Kita memang tidak pernah bisa mendapatkan setiap hal yang kita inginkan, namun kita akan selalu bisa mensyukuri setiap hal yang kita dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah menjadi pribadi yang bermental positif, karena yakin bahwa Allah pasti memberi hal yang terbaik.

Bukankah Allah teramat sayang kepada hamba-hambaNya?
dan bukankah ia pasti kan memberikan segala yang terbaik untuk hamba-hambaNya?
Dan bukankah kita yakin bahwa Allah maha menepati janji?

Dengan bersyukur, kita bisa melihat kebaikan dari segala sesuatu. Karena bisa jadi, hal yang menurut kita mengecewakan merupakan suatu hal yang terbaik untuk kita. Dan belum tentu, apa yang kita harapkan, merupakan hal yang baik bagi kita. Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.

Jika hal yang menimpa diri kita berupa musibah kesusahan yang akhirnya akan menggoreskan kekecewaan dalam diri, maka sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk bersabar.

Dari Shuhaib Ar-Rumiy RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh mengagumkan urusannya orang mukmin itu, semua urusannya menjadi kebaikan untuknya, dan tidak didapati yang demikian itu kecuali pada orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan dia bersyukur, maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila dia ditimpa kesusahan ia bershabar, maka yang demikian itu pun menjadi kebaikan baginya”. [HR. Muslim]

Sabar bukan berarti hal yang pasif saja, sabar juga bersifat proaktif. Karena sabar terdiri dari tiga hal, sabar dalam menghadapi MUSIBAH, sabar dalam mengerjakan KEBAIKAN, dan sabar dalam menahan diri dari mengerjakan perbuatan MAKSIAT. Jangan pernah menangisi nasi yang telah menjadi bubur, namun berilah ia bumbu, kecap, kacang, dan kerupuk, agar bisa menjadi bubur yang lezat. Dan sungguh, kesabaran hanya akan menambahkan pahala kebaikan pada diri kita.

”Seorang hamba yang ditimpa musibah, lalu mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, llahumma’jurni fi mushibati wa ahlif li khairan minha (sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita dikembalikan. Ya Allah, berilah aku ganjaran dalam musibahku ini dan berilah ganti kepadaku dengan yang lebih baik darinya), niscaya Allah akan memberi ganjaran padanya dalam musibahnya dan akan menggantikan dengan yang lebih baik darinya.” (HR Muslim).

Ketiga, Selalu Mengadakan Perbaikan (Muhasabah)

Manusia adalah ciptaan Allah paling sempurna dari makhluk lain. Tetapi manusia juga ditakdirkan berpotensi melakukan kesalahan. Baik karena ketidaktahuan atau dosa kesengajaan. Seorang Muslim yang bertaqwa akan selalu introspeksi yang intinya adalah mengganti keburukan yang telah lampau dan menambah kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Hasyr [59]:18).

Allah berikan nikmat tidak sesuai harapan, bisajadi karena kurang maksimal dalam usaha atau sebagai bentuk ujian peringatan Allah. Allah berikan nikmat yang sesuai harapan atau berlebih, maka Allah menunggu apa yang akan dilakukan dengan hasil itu.

" Ya Allah, yang maha mendengarkan doa setiap hambaNya. Ampunilah dosa kami yang selama ini sering bermaksiat kepada Engkau. Ampunilah dosa orang tua kami yang selama ini mengasihi kami, serta ampunilah dosa guru-guru kami yang telah memberikan ilmunya untuk kami. Hari ini kami berkumpul dan mengikuti ujian UKDI ini dalam rangka mengamalkan sedikit dari ilmuMu yang maha Luas. Lapangkanlah hati-hati kami hingga kami mudah mengerjakannya, bukakanlah pintu-pintu ilmu di pikiran kami dalam menyelesaikannya. Ya Allah, Engkau telah menyaksikan usaha-usaha kami dan kami bertawakkal kepada Engkau , kiranya Engkau mengabulkan doa kami dan memberikan kelulusan di UKDI kami. Amin"

Apa Kesalahan Kita di Ramadhan Lalu??

Kehilangan itu baru terasa setelah kita membutuhkannya..
Yah mungkin inilah yg menjadi catatan muhasabah ramadhan lalu.
Kini..dalam hitungan jam kedepan, Ramadhan kembali menyapa.
Semoga kita semua dberi kesempatan umur
Dan hati yang khusyuk meraih berkah di ramadhan kali ini.

Saudaraku,
Menyadari jatah hidup yang sangat singkat ini,
Semestinya Ramadhan dengan keutamaannya yang melimpah kita maknai
Sebagai barang mahal yang mahal tak ternilai.
Harinya, siangnya, malamnya, mungkin berjalan seperti hari-hari sebelumnya.
Mataharinya terbit dari timur lalu tenggelam di ufuk barat.
Tidak saudaraku,ada berjuta kemuliaan di dalamnya.
Ada penghargaan berbeda atas tiap amal di dalamnya.
'Berpuasalah di hari yang sangat panas tuk menghadapi panjangnya Yaumul Mahsyar.
Shalatlah dua rakaat di gulita malam tuk mengingat alam kubur!'
Begitulah jawaban Abu Dzar ra. ketika bertauziyah tentangg bekal hidup perjalanan hidup.

Saudaraku,
Ramadhan adalah kesempatan yang tidak datang tiap saat.
Dan ketika datangpun tidak menunggu kesiapan dan keluangan waktu.
Maka kita harus meluangkan waktu dan menyiapkan diri menyambutnya,
Beramal didalamnya sebanyak-banyaknya agar ketika berlalu
Tidak timbul penyesalan yang mendalam karena kelalaian kita sendiri.

Saudaraku
Perhatikanlah apa yang dilakukan Imam Malik Rahimahullah  ketika meyambut Ramadhan.
Ia menutup kitab-kitabnya, tidak berfatwa dan tidak melayani diskusi dengan orang lain.
Ia hanya mengambil Al-Qur'an dan berkata 'Bulan ini adalah bulan Ramadhan, bulannya Al-Qur'an.'
Ia lalu menuju ke masjid dan menetap di dalamnya,
memperbanyak shalat, tilawah dan dzikir sampai bulan Ramadhan berlalu.

Bagaimana dengan kita?
Semoga ramadhan kali ini mampu kita lewati sebaik-baiknya
Agar tidak menyesal karena kehilangan kesempatan yang sangat berharga.
Apa kesalahan kita di Ramadhan tahun lalu?
Semoga tidak terulang di Ramadhan kali ini...amin

Allahu a'lam Bishowab

Diari Hati Istri

Suamiku, ijinkanku kali ini menuliskan sebagian kisah Kita dalam catatan harianku sebagai bagian dari tarbiyah kehidupanku.

Kemarin pagi... kepadaku, engkau mengeluhkan sakit kepala dan demam. Seluruh persendianmu terasa sakit. Namun engkau memilih tetap berangkat kerja. Ada sebuah agenda RS yang harus dipersiapkan olehmu bersama panitia lain.

Sorenya engkau pulang. Ku mendapati wajahmu terlihat sangat lelah. Seluruh badanmu terasa hangat. Kembali engkau mengeluhkan seluruh persendianmu terasa sakit. Sehingga engkau lebih memilih istirahat sejenak walau saat itu lapar menggelayuti. Engkau memintaku tuk terus disisimu menemani.

"Hari ini ana banyak mengingat kematian."
Engkau mengawali pembicaraan. Engkau pun kemudian menceritakan pengalaman dan kesanmu setelah mengunjungi ayah salah seorang teman yang sedang sakit. "Ana masih ingat ketika beliau masih sehat.Tubuh yang kemarin terlihat gagah, bekerja keras dan kuat mengangkat kayu-kayu serta suaranya yang nyaring masih tergambar jelas. Kini beliau sedang terbaring sakit tak berdaya. Tubuhnya semakin kurus dan perutnya cekung. Tidak ada yang bisa dilakukan walau hanya tuk membuka mulut atau memiringkan badan kekiri/kanan." Ku terdiam mendengarkanmu dengan seksama.

Engkaupun kembali melanjutkan, "Sayang, cepat atau lambat kematian akan datang pada diri kita. Tidak sharusnya kita terlalu berat memikirkan dunia yang sebentar akan kita tinggalkan. Jika ada masalah atau ujian, kita tidak berlarut didalamnya. Melainkan menjalaninya sebagai suatu kepastian dalam kehidupan. Kita seharusnya lebih memikirkan amalan baik dan dosa yang kita perbuat. Mempersiapkan kematian itu dengan kebaikan-kebaikan kita."

Ku lihat wajahmu. Tatapanmu lurus kedepan, seolah jauh menerawang ke langit sana. " Ya Rabbi, sembuhkanlah suamiku. Jadikanlah ia sebagai pelebur dosa-dosanya dan Engkau ijabah sgala doa-doanya" Ku berdoa dalam hati.

"Sayang, jika di kemudian hari diantara kita ada yang terpukau dengan kemilau dunia, maka salah satu diantara kita harus saling mengingatkan tentang kematian." Kataku padanya.
***

Maha suci Engkau Allahu Rabbi, yang telah menganugerahkan kepada kami pasangan hidup yang membuat kami semakin mencintaiMu, menjadikan hati kami dipenuhi rasa syukur atas karunia besar ini serta menguatkan pijakan langkah kaki kami menuju Engkau.

 Jadikanlah ketentraman dan kecenderungan hati kami terhadap pasangan kami semata-mata berasal dari Engkau. Dengan ridhoMu, cinta itu tumbuh mekar mewangi hingga ke syurga. Amin ya Allah.