Muslimah Hafidzoh...

Secara umum wanita (muslimah) adalah tiang negara dan secara khusus ia merupakan pilar dalam rumah tangga yang merupakan unsur terkecil dalam masyarakat. Bila seorang muslimah baik agamanya, bagus pemahaman dan interaksinya dengan Al-Qur’an, tentulah keluarga dan masyarakatnya juga akan mendapatkan imbas positif. Mereka akan menjadi orang-orang yang dekat, akrab dan selalu bersahabat dengan Al Qur’an. Salah satu cara termudah bagi kita untuk bisa selalu berinteraksi dengan Al-Quran adalah dengan cara menghafalnya. Sebab dengan menghafal, paling tidak kita dituntut lebih banyak membacanya mulai pertama kali menghafal hingga terus menerus menjaga hafalan. Namun tentu saja aspek pemahaman dan pengamalannya tidak bisa dipisahkan dari aktifitas menghafal Al-Quran. 

Menjadi hafizhoh (penghafal Al Qur’an), secara otomatis akan mendapatkan keberkahan dan keuntungan didunia dan diakhirat seolah-olah dia sedang menanam modal (investasi) yang nilainya berlipat-lipat untuknya, keluarganya dan generasinya. Mengapa demikian? karena dengan menghafal, ia di tuntut untuk lebih banyak membaca dan dengan lebih banyak membaca, ia akan lebih dalam pemahamannya dan pada akhirnya, hatinya akan lebih tersentuh untuk mengamalkannya. Berikut ini beberapa janji Allah SWT terhadap siapa pun yang menjadikan dirinya sahabat Al Qur’an, pembawa Al Qur’an di dunia dan akhirat. 

Di Dunia Mendapatkan kenikmatan yang tertinggi, karena itu orang lain boleh iri. “Tidak boleh iri kecuali pada 2 hal : orang yang memberi ilmu oleh Allah beberapa Al-Qur’an, lalu ia membacanya sepanjang siang dan malam.”(HR. Bukhori) Ia dikategorikan sebagai yang terbaik dalam generasinya, Hafalan akan membawa ketenangan dan keberkahan sehingga hidupnya terasa indah. “Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya hafalan Al Qur’an ibarat rumah rusak.” (HR Tirmidzi) Muslimah hafizhoh dapat memberi bekal secara langsung pada anak-anaknya, bahkan sejak dalam kandungannya. 

Di Akhirat Ia akan mendapat syafaat dari Al Qur’an. “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi pembacannya” (HR. Muslim). Semakin banyak ia mengambil bagian dalam berinteraksi dengann Al-Qur’an, semakin tinggi derajatnya di surga. Mendapat mahkota kemuliaan. Kedua orang tuanya di beri pakaian terbaik yang lebih bagus dari dunia dan seisinnya. Rasul SAW menjelaskan, “Mereka akan di panggil mana orang-orang yang tidak lalai karena mengembala dari membaca kitabku ? Maka berdirilah mereka, lalu dipakaikan pada salah seorang dari mereka mahkota kemuliaan, Jika kedua orang tuannya muslim, maka keduannya di beri pakaian yang lebih bagus dari dunia dan isinnya". (HR. Thobrani). 

Demikian keberuntungan dan masa depan hafizhoh di dunia dan di akhirat. Ia bagai orang yang berniaga dan selalu mendapat untung berlipat ganda, tak pernah rugi, inilah yang di gambarkan Allah SWT dalam firmannya QS 35 : 29 - 30, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan Sholat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan secara diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan mereka pahala Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan menambahkan karunian-Nya, sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha Mensyukuri.” wallohu a’lam. (Mufidah, Al-Hikmah.com) 

Insya Allah, Target 1,5 tahun mendatang setelah amanah orang tua tertunaikan!!! Daarut T*******, hari demi hari ku bangun rumah impian berisi asa agar ku bisa duduk dan berkumpul dengan para santriwati-mu yang sedang menghafal Al-Quran. Ya Rabb, mudahkan langkah hamba tuk bisa memenuhi impian ini bersama dua saudari seperjuangan hamba...kami ingin menjadi hafidzoh!!! allahumma amin

Fatimah Binti Rasulullah saw, Rindu Bertemu Denganmu Melangit Lagi

Kemuliaan muncul dari tiga arah
dipangkuan Fatimah yang mulia
Lihatlah, siapa suami dan anaknya
Siapa yang melebihi ayahnya
Satu dari cahaya-cahaya kenabian
Penuntun dalam kegelapan
Rahmat bagi semesta alam
Harapan bagi dunia dan sesudahnya
 Semangatnya membangunkan fitrah
Seakan mati lalu ia hidupkan
Dia ukir sejarah baru
Seperti pengantin berbulan madu

Dan lihatlah suami Fatimah
Dialah lelaki sebenarnya
Sifat baiknya melebihi matahari diwaktu dhuha
Menyibak semua masalah
Istananya hanya gubuk tua
pedang berkilau harta kekayaannya

Lalu lihatlah dua anak Fatimah
Tidak ada yang terlahir sebaik mereka
Seorang pemimpin jihad
Seorang lagi pemersatu umat
Fatimah memang teladan bagi wanita
Setiap langkahnya memancarkan cahaya
Menyelamatkan umat dari perpecahan
Itulah kiprah anaknya yang bernama Hasan
Ia rela tinggalkan jabatan demi persatuan
Husain juga menyebarkan kebaikan-kebaikan
Sifat-sifatnya sangat harum dan selalu membahana
                                                       Muhammad Iqbal


Wahai wanita mulia, rindu bertemu denganmu melangit lagi...
Setiap kali ku membaca siroh perjalanan hidupmu mengantarkan ku pada rasa haru yang tiada tara berbalut rasa malu berkepanjangan atas keistimewaan dan sifat baik yang menghiasi dirimu. 

Duhai Pemimpin para wanita syurga...
Sungguh keimanan seorang muslimah harus dipertanyakan ketika ia tidak mengenal dan mencintaimu. Bagaimana tidak, engkau adalah putri yang sangat dicintai dan mencintai Rasulullah. Tidak jarang keluar dari lisan Rasulullah kata kata yang mengandung arti bahwa apa yang membuatmu marah otomatis membuat beliau marah. Bahkan pada akhir hayatnya Rasulullah sempat membisikimu bahwa engkaulah pemimpin wanita ahli surga. Dalam beberapa riwayat dijelaskan bahwasanya engkau adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah (kelak setelah lahirnya Hasan bin Abi Thalib bin Fatimah bin Muhammad, Hasanlah orang yang paling mirip dengan Rasulullah), di antaranya adalah apa yang dikatakan 'Aisyah r.a : "Tidak ada yang mirip Rasulullah dalam cara berjalan dan bertutur kata kecuali Fatimah". Dalam riwayat lain Ummul Mu'minin Ummu Salamah mengatakan: "Fatimah bintu Rasulullah adalah orang yang paling mirip wajahnya dengan Rasulullah." Hal ini ditegaskan oleh Anas bin Malik dalam salah satu riwayatnya: "Fatimah sangat mirip dengan Rasulullah, kulitnya putih dan berambut hitam."

Duhai wanita teladan dengan akhlak menawan...
Begitu banyak julukan yang menggambarkan betapa mulianya dirimu.
 Dalam beberapa riwayat, julukanmu yang paling masyhur adalah Az Zahra yang artinya bercahaya,berkilau. Ada yang mengatakan karena engkau adalah bunga Rasulullah, yang lain mengatakan karena engkau berkulit putih, pendapat ketiga mengatakan karena apabila engkau beribadah maka cahaya yang terpancar darimu menerangi mahkluk yang ada di langit seperti halnya cahaya bintang menerangi makhluk yang ada di bumi. Selain Az Zahra, julukan lain yang tersemat padamu seperti Ash Shiddiqah (orang yang percaya), Al Mubarakah, At Thahirah, Az Zakiyyah, Ar Radhiyah, Al Murdhiyyah, Ummu abiha.

Duhai Putri Kesayangan Rasulullah SAW...

Tak sedikit riwayat yang menegaskan keistimewaanmu di hati Rasulullah, di antaranya adalah riwayat yang menceritakan ketika Rasul mengajak keluarganya untuk memeluk Islam, dalam khutbahnya yang masyhur Rasulullah memilihmu di antara putri-putrinya yang lain. Ketika itu ia berseru "Ya Fatimah binti Muhammad mintalah padaku apa yang kamu mau, tapi kelak di hadapan Allah aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu." Atau dalam riwayat lain ketika Rasulullah mendengar kaum Muslim tidak melakukan hukuman potong tangan karena yang melakukan pencurian berasal dari pembesar Quraisy, Rasulullah menyatakan statemennya yang spektrakuler: "Apabila Fatimah binti Muhammad mencuri maka akan aku potong tangannya." Dua peristiwa ini sebagai bukti begitu dekatnya engkau di hati Rasulullah SAW.
Sering Rasulullah mengatakan bahwa: "Fatimah adalah bagian dariku, apa yang membuatnya marah maka membuatku marah" (HR. Bukhari, Turmudzi, Ahmad, Hakim). 

Duhai Anak Teladan Sepanjang Zaman... 
Sebagai seorang anak berbakti, engkau selalu berusaha untuk melakukan apa yang membuat Rasulullah SAW senang. Sebuah riwayat telah mencatat ketaatanmu kepada Rasulullah SAW bahwa engkau  meninggalkan perhiasan bukan karena haram bagimu, tapi ketika engkau mengetahui ayahmu, Rasulullah SAW tidak menyukainya, maka engkau rela meninggalkannya.
Pernah suatu hari Fatimah berkunjung ke rumah ayahnya, Rasulullah, ketika itu ia memakai seuntai kalung emas –hanya seuntai kalung sementara wanita yang lain waktu itu memakai jauh lebih banyak darinya- ia tidak tahu kalau hal itu akan membuat Rasulullah marah. Ketika keduanya tengah bercengkrama, pandangan Rasulullah tertuju pada kalung yang dikenakan Fatimah. Air muka Rasulullah langsung berubah dan beliau langsung membisu. Fatimah mengerti dan minta izin. Sepanjang perjalanan ia berfikir dan menyimpulkan bahwa Rasulullah marah kepadanya karena ia mengenakan kalung emas, Fatimah memutuskan untuk menjual kalung tersebut dan asil penjualannya akan ia belikan seorang budak untuk membantu pekerjaannya. Tapi keberadaan budak tersebut di rumahnya akan selalu mengingatkan Rasulullah SAW. Bahwa itu hasil penjualan kalung emas yang menyebabkan kemarahannya. Akhirnya untuk mendapatkan ridho ayahnya ia memutuskan untuk membeli budak dengan hasil penjualan kalung dan membebaskan budak tersebut.
Setelah itu pergilah Az Zahra mengunjungi Rasulullah, Rasulullah langsung mencari-cari kalung yang dikenakan Fatimah ketika kunjungannya terakhir tetapi ia tidak menemukannya. Belum sempat Rasulullah bertanya, Fatimah mendahului menjelaskan apa yang ia lakukan dengan kalungnya. Wajah Rasulullah langsung berubah cerah dan sumringah setelah mendengar apa yang dituturkan Fatimah. Maka keluarlah ucapan Rasulullah untuk Fatimah: Anti bintu abik "kamu betul-betul anak bapakmu."

Duhai Istri Pejuang Tanpa tanding...
Sungguh engkaulah contoh para muslimah yang mengajarkan bahwa dalam memilih pasangan hidup, kesolehan dan akhlak seorang pemuda itu jauh lebih utama dibandingkan materi yang dimilikinya. Sebuah riwayat menjelang pernikahanmu yang mulia:
Sudah lama Ali menyembunyikan keinginan untuk memperistri Fatimah. Keinginan tersebut bertambah menggebu setelah Rasulullah menikah dengan Siti 'Aisyah. Bagi Fatimah, Ali bukanlah orang asing, ia adalah anak paman Rasulullah, Abu Thalib. Keduanya dibesarkan dalam rumah yang sama dengan orang tua yang sama . Tapi apa daya Ali tidak memiliki apa-apa untuk dijadikan sebagai mahar. Abu Bakar dan Umar mendahului Ali melamar Fatimah, keduanya ditolak Rasulullah dengan halus. Setelah penolakan itu keduanya menemui Ali agar melamar Fatimah. Maka pergilah Ali menemui Rasulullah untuk melamar Fatimah. Karena malu Ali menyampaikan lamarannya dengan cara halus. Rasulullah hanya menjawab: "Ahlan wamarhaban" lalu keduanya sama-sama diam. Keesokan harinya Ali kembali menemui Rasulullah, kali ini dengan terang-terangan ia melamar Fatimah, dan menjadikan baju bsinya sebagai mahar. Kemudian atas perintah Rasulullah ia menjual baju besinya seharga 470 dirham untuk keperluan perkawinannya. Demikianlah perkawinan putri Rasulullah, dengan Ali, pemuda faqir yang hanya memiliki baju besi untuk dijadikan mahar. 

Sungguh engkau mengajarkan bagaimana menjadi istri yang tulus mengasihi keluarga dengan keikhlasan dan kesabaran yang luar biasa melayani suami dan anak-anak. Sebuah riwayat membuktikan hal itu:
Disaat Ali tidak mampu membayar pembantu untuk meringankan pekerjaan Fatimah. Fatimah dengan ikhlas mengerjakan semua pekerjaan rumah, dibantu oleh Ali sepulang mencari nafkah. Suatu hari Ali mendengar bahwa Rasulullah mendapat beberapa orang budak. Maka iapun meminta kepada Fatimah untuk pergi menemui Rasulullah guna meminta salah satu budak agar bisa meringankan pekerjaan Fatimah. Pergilah Fatimah memenuhi permintaan Ali, tapi sesampainya di tempat Rasulullah ia malu menyampaikan maksud kedatangannya, iapun pamit pulang. Sesampainya di rumah ia menceritakannya pada Ali. Lalu Ali mengajak Fatimah kembali menemui Rasulullah, karena Fatimah diam saja, akhirnya Ali lah yang meminta kepada Rasulullah untuk memberi mereka salah satu budak agar bisa meringankan pekerjaan Fatimah. Tapi Rasulullah tidak bisa mengabulkan permintaan keduanya, karena hasil penjualan budak-budak tersebut akan dibelikan makanan untuk para fakir miskin. Pulanglah pasangan tersebut tanpa ada sedikitpun rasa kecewa di hati keduanya. Tapi pemandangan itu menyentuh hati Rasulullah sebagai seorang ayah. Malamnya Rasulullah mendatangi putrinya Fatimah, beliau bersabda: "Maukah kalian berdua aku beri sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta?" keduanya menjawab dengan serentak: "tentu ya Rasulullah." Rasulullah berkata: "kalimat yang diajarkan Jibril; Membaca tasbih 10 kali, tahmid 10 kali dan takbir 10 kali setiap selesai sholat. Dan apabila kalian hendak tidur bacalah tasbih 33 kali , tahmid 33 kali dan takbir 34 kali."

Sungguh, engkaulah wanita yang mengajarkan sikap qana'ah dan penuh keridhoan dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Dalam sebuah riwayat: Pernah suatu hari Rasulullah berkunjung ke rumah Fatimah (setelah Hasan dan Husein lahir), beliau hanya menemukan Fatimah, ketika beliau menanyakan keberadaan Ali, Hasan dan Husein, Fatimah menjawab: Ali membawa kedua anaknya berjalan-jalan agar mereka tidak meminta makan, sementara di rumah tidak ada yang bisa dimakan."

Duhai Fatimah Az-Zahra...
Putri Rasulullah SAW...Pemimpin para muslimah di surga...
Kini ada seorang muslimah yang datang kian abad dari masamu
Memiliki asa ingin belajar menjadi muslimah sejati
Dalam tubuh ringkih diselimuti daki dosa
dengan wajah tertunduk malu dan lidah kelu mengatakan 
betapa rindu di hati ingin bertemu denganmu...


Belajar Ikhlas, Sulit Tapi Bukan Tidak Mungkin!!!

"Engkau bisa menikahi anakku jika kau telah menguasai ilmu ikhlas." Tentu bagi yang pernah menonton sinetron realigi "Kiamat Sudah Dekat" masih ingat dengan dialog yang diucapkan Dedi Mizwar yang memerankan tokoh ayah kepada seorang pemuda yang simpati terhadap anak gadisnya. Tanpa bermaksud mengenyampingkan maksud dari tim skenario maupun sutradara, menjadi orang yang ikhlas (mukhlis) memiliki keutamaan yang demikian penting dalam islam, itulah sebabnya ikhlas dijadikan sebagai bahasan  pertama dalam buku "Tazkiyatun Nafs" karangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ibnu Rajab Al Hambaly dan Imam Al-Ghazali.

Sebuah kisah, ada seseorang yang selalu menunaikan shalat di shaf pertama. Suatu ketika ia terlambat dan ia shalat di shaf kedua. Lalu ia diliputi rasa malu karena dilihat orang banyak. Dari sini ia tahu bahwa selama ini ketenangan hatinya dalam melaksanakan shalat di shaf pertama selama ini disebabkan oleh pandangan orang-orang kepadanya.

"Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepada-Nya, lagi bersikap lurus" (Q.S Al-Bayyinah:5)

Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala? Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa." Orang tadi mengulangi pertanyaannya tiga kali dan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam pun tetap menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa." Lalu beliau bersabda'
"Sesungguhnya Allah subhanallah wa ta'ala tidak menerima suatu amal, kecualli jika dikerjakan murni karena-Nya dan mengharapkan wajah-Nya." (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i dengan sanad jayyid/bagus).

MAKNA IKHLAS

      Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub kepada Allah subhanallah wa ta'ala dari hal-hal yang mengotorinya. Ikhlas juga berarti menjadikan Allah Subhanallah wa ta'ala sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan atau mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berorientasi hanya kepada Allah Subhanalah wa ta'ala.
    Hal ini hanya akan dapat datang dari seseorang yang mencintai Allah Subhanallah wa ta'ala dan menggantung seluruh harapannya pada akhirat. Tidak tersisa tempat dihatinya untuk mencintai dunia. Seseorang yang dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah Subhanallah wa ta'ala dan akhirat pasti seluruh aktivitas hariannya _mulai dari bangun tidur hingga ia tidur kembali_  merupakan cerminan dari cita-citanya untuk obsesi akhiratnya sehingga dilakukannya dengan keikhlasan.

KEUTAMAAN IKHLAS

     Abu Sa'id Al-Khudriy radiyallahu anhu  meriwayatkan bahwa pada waktu Haji wada', Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
"Semoga Allah mencerahkan orang yang mendengar kata-kataku lalu menjaganya. Betapa banyak orang yang membawa pemahaman, tetapi ia sendiri tidak paham. Tiga hal yang seorang mukmin tidak akan dengki terhadapnya; mengikhlaskan amal kepada Allah, memberikan loyalitas kepada para pemimpin kaum muslimin dan selalu bergabung dengan jamaah mereka." (HR. Al-Bazzar dengan isnad hasan dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).

     Hadist diatas memberi pengarahan bahwa ketiga hal diatas dapat memperbaiki hati (menjauhkan dari sifat dengki). Barangsiapa menjadikan ketiganya sebagai akhlak, pasti hatinya akan bersih dari khianat maupun kerusakan. 
      Seorang hamba hanya akan akan selamat dari godaan setan dengan keikhlasan. Allah subhanallah  wa ta'ala berfirman,  mengungkapkan pernyataan iblis,
"Kecuali hamba-hamba Mu yang selalu ikhlas" (Shad:83).
      
     Apabila suatu amal telah tercampuri oleh harapan-harapan duniaawi yang disenangi diri dan hati manusia_sedikit ataupun banyak_ maka kejernihan amal itu sendiri telah tercemari. Hilanglah pula keikhlasannya. Sulitnya ikhlas dalam setiap amalan atau ibadah digambarkan oleh sebuah pepatah,
"Barangsiapa yang sesaat dari umurnya telah dengan ikhlas, hanya mengharap wajah Allah, pasti ia akan selamat".
  
MEMUPUSKAN KESENANGAN TERHADAP DUNIA, KUNCI KEIKHLASAN

     Keikhlasan hanya bisa lahir dari hati yang selalu khusyu' dan menjadikan akhirat sebagai obsesi hidupnya. Segala kesenangan hawa nafsu serta ketamakan terhadap dunia dan segala perhiasannya harus dipupus untuk bisa memudahkan meraih makna keikhlasan.  Banyak orang yang telah bersusah payah _telah mengorbankan banyak hal baik materi, tenaga maupun pikiran_ untuk beramal, menyangka telah melakukannya dengan keikhlasan karena Allah subhanallah wa ta'ala. Padahal sesungguhnya ia telah tertipu. Adapun orang-orang yang lalai dari keikhlasan, kelak pada hari kiamat, mereka akan mendapati kebaikan-kebaikan mereka telah berubah menjadi keburukan. Sebagaimana firman Allah subhanallah wa ta'ala:
"Dan (pada hari kiamat) jelaslah bagi mereka dari Allah apa-apa yang belum pernah mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka keburukan dari apa-apa yang telah mereka kerjakan. (Az-Zumar: 47-48)
"Katakanlah, "Maukah kalian kami kabari tentang orang yang paling merugi amalan mereka? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia usaha mereka di dunia, sedangkan mereka menyangka telah mengerjakannya dengan sebaik-baiknya (Al-Kahfi: 103).

RIYA, KEBALIKANNYA DARI IKHLAS

    Riya berasal dari kata rukyat yang berarti melihat. Asal muasalnya adalah mencari kedudukan atau kemasyuran agar hati orang -orang banyak terpengaruh lalu memujinya sebab telah banyak melihat kebaikan yang ada pada dirinya. Ada beberapa tingkatan riya: tingkatan terberat adalah memamerkan keimanan sementara hatinya mendustai ucapannya. Tingkatan berikutnya adalah orang yang melakukan shalat karena terpaksa dan takut diejek orang lain. Tingkatan ketiga adalah memamerkan ibadah-ibadah sunah ketika berada didepan orang lain, padahal sebenarnya sangat malas melakukannya bila sendirian. Keempat adala menyempurnkan sebuah amalan tetapi biaanya tidak demikian kalau tidak di muka orang lain. dan tingkatan riya terakhir adalah melakukan sesuatu yang sekalipun ditinggalkan juga tidak akan mengurangi segala sesuatu yang berhubungan dengan amalannya.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR BISA IKHLAS
    
    Ada banyak hal yang dapat dilakukan agar bisa ikhlas, diantaranya:
Pertama:  Hendaklah tiap amalan yang dilakukan semata-mata mengharap ridho Allah. Hilangkanlah perasaan bahwa kita telah ikhlas melaksanakan suatu amalan karena hal ini dapat menjatuhkan kadar keikhlasan kita dihadapan Allah subhanallah wa ta'ala.
Kedua: Setiap akhtivitas harus sesuai dengan tuntunan syariat. Hal ini merupakan rel dalam beramal atau beribadah. Sejauh apapun kereta kita bergerak, kita tidak akan pernah sampai ke tujuan kita.
Ketiga: Senantiasa ber-muhasabah (mengevaluasi diri). Apakah amalan-amalan yang dilakukan semata-mata hanya mengharapkan ridho-Nya atau masih menempel kepentingan-kepentingan lain yang menodai keikhlasan kita. Seringkali kita sulit untuk jujur terhadap diri sendiri sehingga kita lebih cenderung membela diri daripada menyalahkan diri sendiri.
Keempat: Senantiasa waspada terhadap tipu daya setan yang senantiasa menjuruskan kita kepada sifat riya.
Kita harus menyadari bahwa setiap ikhtihar yang kita lakukan dalam menggapai keikhlasan, setan tidak akan tinggal diam. Perbaharui niat dalam segala hal semata-mata untuk meraih ridho-Nya. Mohonlah perlindungan dari Allah subhanallah wa ta'ala agar dijauhkan dari godaan setan.
Kelima: Bertemanlah dengan orang-orang yang ikhlas dan mengikuti cara hidup mereka serta giat menuntut ilmu. 

BEBERAPA ATSAR TENTANG IKHLAS
1. Ayyub berkata, "Bagi aktivis, mengikhlaskan niat jauh lebih sulit daripada melakukan seluruh aktivitas.
2. As-Suusiy berkata, " Ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas. Dan barangsiapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi. Yang dimaksud adalah membersihkan amal dari sifat 'ujub. Merasa ikhlas dan melihat keikhlasan diri adalah 'ujub. Dan itu merupakan salah satu perusak keikhlasan. Amal yang ikhlas adalah yang bersih dari segala jenis perusak keikhlasan.
3. Ya'qub berkata, "Orang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikan dirinya sebagaimana ia menyembunyikan keburukan-keburukannya.
4. Fudhail berkata, "Meninggalkan suatu amal karena orang lain adalah riya'. Sedangkan beramal karena orang lain adalah syirik. Adapun ikhlas adalah ketika Allah subhanallah wa ta'ala menyelematkanmu dari kedunaya.
4. Sebagian ulama berkata, 'ikhlas sesaat berarti keselamatan abadi. Tetapi ikhlas itu sulit sekali.


Begitu besar ganjaran sebuah keikhlasan sampai Rasulullah tercinta mengatakan bahwa diterimanya amal anak adam sangat ditentukan oleh niatnya. Dan saking bencinya setan terhadap keikhlasan hamba-Nya, dia selalu menggoda baik di awal, pertengahan maupun di akhir sebuah amal atau ibadah. Diawal ketika ingin beramal kita digoda untuk berharap mendapatkan keuntungan lain selain dari Allah subhanallah wa ta'ala. Ketika tengah beramal kita digoda untuk rajin berkeluh kesah dan setelah selesai beramal kita dirayu agar menceritakan amal tersebut pada orang lain. Mari kita mulai mentarbiyah diri untuk menggapai darajat mukhlis, diantaranya dengan menjaga kedekatan kita pada Allah subhanallah wa ta'ala.
 

Maraji'
1. Tazkiyatun Nafs (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ibnu Rajab Al Hambaly dan Imam Al-Ghazali)
2. Pahala Rusak Gara-Gara Si Riya, Ikhlas Buahnya Membekas & Bisa Ikhlas Bukan Mission Imposible (Annida, Juli 2003)

Muhasabahku di Penghujung Malam

Diujung malam ini, ku tidak menutup kedua mata ini meski kantuk begitu demikian menghinggapi. Memori kehidupan yang telah kulalui diusia yang semakin bertambah tua satu persatu bermain indah di kepalaku. Tak terasa bulir-bulir airmata mengalir di sudut mataku tatkala ku ingat banyaknya dosa yang telah kulakukan selama ini. Dengan sedikit rasa malas, kupaksakan tubuh ini tuk bangkit dari tempat tidur menuju laptop yang sejak tadi kubiarkan menyala.
Ku klik folder “DATAKU”. Ku mencari folder “TARBIYAH” dan ku klik. Pandanganku menyisiri seluruh file yang ada hingga pada akhirnya mataku tertuju pada suatu file “MUHASABAHKU”. Tidak langsung ku klik, karena ku ingin mencari musik nasyid “PENGAKUANKU” untuk mengiringi malamku yang kian semakin sunyi. Setiap bait syair lagu tersebut mengantarkanku pada penghayatan demikian mendalam. Sungguh ya Allah, ku tak layak masuk syurga-Mu dan ku juga tak sanggup masuk ke neraka-Mu. Astagfirullah, ampuni dosa-dosaku ya Rabb.
Setelah beberapa menit menikmati lagu nasyid tersebut, ku mulai mengklik file “MUHASABAHKU”…

Saudaraku, marilah kita sejenak menundukkan kepala, Allah Yang Maha agung, Maha Menatap, Maha Mendengar dia tau apapun yang kita lakukan, tidak ada satupun lirikan mata yang luput dari penglihatan Allah, tidak ada satu patah katapun yang tak terdengar oleh Allah. Namun saat ini kita dihargai oleh orang lain, teman-teman, orang tua bukan karena kemuliaan kita namun karena kebesaran Allah yang telah menutupi aib-aib yang kita miliki atau kebesaran Allah yang telah menutupi kebusukan, maksiat yang kita lakukan .
Saudaraku, kian hari kian dekat dengan saat kepulangan kita, kain kapan pasti akan ada saatnya dibungkuskan kepada sekujur tubuh kita. Alangkah baruntungnya jika kematian datang, alangkah bahagianya jikalau malaikat maut datang. Kita dalam keadaan siap menghadap Allah. Dosa sudah diampuni oleh. Allah, Tubuh kita sudah terbasuh oleh air wudhu. Alangkah indanya jika ajal menjemput kening kita usai besujud, lidah kita sedang lihir berdzikir kepada Allah. Alangkah bahagianya jika air mata kita bercucuran karena mengingat Allah, keringat kita bercucuran karena berjuang dijalan Allah. Alangkah bahagianya jika Orang tua kita ridho dengan kematian kita, Orang orang telah kita dzalimi sudah memaafkan kesahan kita.
Saudaraku alangkah hinanya jika kematian menjemput kita, kita mesih dalam keadaan suul khotimah, berlumur dosa, mati dalam keadaan melakukan sutau kemaksiatan, bergelimang harta haram, durhaka kepada orang tua, daging yang tumbuh berasal dari makanan-makanan haram.
Wahai saudaraku sekalian, Hidup di dunia hanya sebentar, sekedar persinggahan. Alhamdulillah diantara bermiliar manusia didunia kita merupakan orang yang beragama islam, yang masih bisa menikmati indahnya islam yakni dengan shalatnya, dzikirnya ukhuwahnya. Padahal banyak orang yang beridentitaskan muslim tidak mengenal sujud, tilawah al-Quran, tausiah, Alhamdulillah Allah masih memberikan kita kesempatan bersujud, padahal sujud yang kita lakukan jarang sekali khusuk, Alhamdulillah Allah masih menganugrahkan Otak yang cerdas hingga kita bukan menjadi orang yang gila dan Allah masih memelihara kita, Alhamdulillah Allah masih memberikan Memberikan Mata yang mampu menikmati indahnya ciptaan Allah, walaupun kami bergelimang Maksiat karena mata yang kami miliki kurang mampu kami gunakan untuk kebaikan, Alhamdulillah Allah masih menganugrahkan kita Telinga yang bisa mendengar adzan, untuk memperoleh ilmu, padahal banyak kita gunakan pula untuk mendengar aib, kata maksiat, namun selalu di urus dan dipelihara oleh Allah, Allah masih menganugrahkan kita Lidah yang bisa bersuara, namun banyak pula kita gunakan untuk berdusta, menyebar Fitnah, yang membuat hati orang tua yang terluka dengan lisan kita. Atau bahkan membuat sakit hati saudara seiman kita.
Saudaraku, Allah Maha Tau apa yang kita lakukan, kita sering bersujud namun, sujud yang kita lakukan jarang sekali ingat kepada Allah, Shalat yang kita lakukan jarang khusuk. Allah maha tau dengan isi hati kita, Kebencian kita dengan saudara seiman, kedengkian kita, kemudian kita lampiaskan hingga melukai hatinya.
Allah Masih menuntun kita makin dekat dengan dia. Andai malikat Maut berada dihadapan kita sekarang. Bekal yang mana yang akan kita bawa pulang. Bukankah pasti kita akan mati??.Bukankah sudah pasti apa yang kita lakukan akan diperhitungkan Oleh Allah. Kemana Kita akan pulang 2X saudara-saudaraku??. Bukankah kita ingin pulang kepada Allah?. Qt sering meminta syurga namun amalan yang kita lakukan adalah amalan ahli neraka. Kita ingin selamat namun perilaku kita celaka. Mana yang bisa menjadi bekal kita? 2X. Shalat yang kita tunaikan jarang khusuk, hanya sekedar menggugurkan kewajiban kita sebagai muslim, itupun sisa waktu, mata kita jarang membaca al-Quran dengan Ikhlas, malah maksiat yang sering kita lakukan, melihat bukan yang selayaknya dipandang, Mana sedekah kita juga hanya sisa uang yang kita miliki.
Kepada orang tua kita sering durhaka. Sembilan bulan qt dalam kandungannya. Karena kita, tidurnya menjadi tersiksa, berdiripun menjadi hal yang paling melelahkan. Melahirkan kitapun harus mempertaruhkan nyawanya. Ketika masih bayi kita membuat mereka sibuk harus mengurusi kita bahkan harus mengganggu waktu istirahat mereka. Tapi itu semua bukan menjadi permasalahan bagi mereka karena orang tua kita amat sayang kepada qt. Belasan tahun kita hisap tenaga dan keringatnya. Berapa banyak kata-kata kita yang mengiris hatinya, berapa banyak sorot mata kita yang menghujam dan melukai perasaanya, berapa kali kita memalingkan wajah dengan sinis terhadapnya, berapa kali kita menghardiknya. Saat ini teramat sedikit kebanggaan yang mampu kita berikan dan yang mampu membahagiakan mereka. Padahal amal yang dicintai Allah setelah Shalat adalah birul walidain (Berbuat baik kepada Orang Tua). Apakah kita akan membalas mereka dengan keburukan atau hanya menambah pedihnya sakit hati mereka. Mungkin orang tua kita berlumur dosa karena ingin membuat kita bahagia, agar kita bisa makan, agar kita dihargai oleh teman teman, agar kita bisa beli sepatu, baju. Padahl mereka rela tidak membeli pakaian baru, namun dia berusaha menyenangkan hati kita. Bahkan mungkin rela menghinakan dirinya untuk membahagiakan kita. Meraka membanting tulang memeras keringat. Bahkan mengabaikan sujud, Shalat, neraka menjadi dekat dengannya. Akankah kita tega melihat mereka meninggal dalam keadaan suul khotimah, di alam kubur terhimpit oleh kuburnya Padahal doa Anak yang sholeh akan mampu menolong mereka dan menjadi cahaya di gelapnya kubur. Kini umur mereka kian dekat dengan ajalnya. Bahkan kita belum banyak membalas budi mereka meskipun tidak akan sanggup membalasnya. Mungkin saat ini merka terbaring sedang menghadapMu. Ya Allah ya rahman Ya Rakhim Ampunilah dosa Mereka.
Saudaraku, Sekarang akan kah kita mau berjuang untuk Islam yang kian terpuruk, umat islam yang makin teraniaya diberbagai belahan bumi seperti di Palestina, di Moro, Patani, atau diberbagai belahan bumi lainnya. Akankah kita ingin menjadi barisan pejuang atau bahkan menjadi penonton dan batu penghambat atu duri saja dalam da’wah ini. Betapa hinanya kita…
Saudaraku, sudah saatnya kini kita bangkit bersama memeperjuangkan Islam yang dapat menghantarkan diri kita dan orang-orang yang kita cintai ke SyurgaNya.

Duhai ALLAH, hamba-Mu yang hina ini datang mengemis cinta pada-Mu. Memohon Cinta dan Kasih-Mu atas hamba yang penuh dosa ini. Matikanlah aku dalam keadaan Khusnul Khatimah. Sayangi kedua Orang tua hamba sebagaimana mereka menyayangi hamba ketika kecil. Jadikanlah hamba dan saudara-saudara hamba sebagai anak sholeh/ah yang bisa menjadi amal jariyah bagi keduanya. Amin ya Rabbal Alamin.

Hikmah Kejadian: Maafkan aku dek...


Suatu siang, saat ku sedang menunggu lampu merah dalam perjalanan pulang dari Rumah Sakit, ku melihat seorang anak kecil duduk di pinggiran jalan. Pakaiannya lusuh dan warnanya tampak pudar. Ku taksir ia seusia adik bungsu ku, Aulia Nakeisha.Tiba-tiba kerinduan dengan keluarga memenuhi ruang hatiku. Selama kuliah, ku jarang bertemu mereka. Kerinduan Setahun hanya tergantikan beberapa pekan saja jika liburan.
Ia mendekatiku, tangannya di ulurkan padaku sambil bergumam lirih. Ku segera merogoh tasku, mencari selembar uang seribuan. Ku memang jarang menyimpan uang dalam dompet. Ku lebih suka memasukkan ke dalam tas atau saku baju. Lama ku mencarinya,belum ketemu juga.



Sementara anak kecil itu terus menungguku."Nah, ini dia. Sepuluh ribuan. Lima ribuan.Yang seribuan mana ya? Padahal tadi ada koq. Gimana kalo ku berikan saja lima ribuan itu ya? Ah, tapi sayang. Rasanya terlalu banyak. Bulan ini keperluan begitu banyak,sementara kiriman belum datang." Bisikku dalam hati.






Sedikt putus asa mencari, dengan nada kecewa ku berkata "Maaf ya dek. Uang kecilnya gak ada."
Anak itu pun pergi. Pandanganku melihat kearah detik lampu merah di hadapanku. 
"Masih lama,ku cari kembli ahh..". Nuraniku berbisik lagi.


Ku keluarkan satu persatu isi tasku dengan perlahan. Alhamdulilah ada. Ternyata uang seribuan itu terselip di buku 'pediatricia'ku. Pandanganku kini mencari anak kecil tadi. Nah, itu dia. Ternyata ia sedang melakukan hal yang sama pada kendaraan tidak jauh dariku. "Dek...kemari!! ku berteriak memanggilnya.Tak ku hiraukn tatapan orang di sekitarku. Terus ku panggil, tapi nyaring mesin kendaraan meredam suaraku. Berulang kali ku panggil, tetap saja ia tidak mendengarnya. Usahaku terhentikan ketika ku mendengar klakson mobil dibelakangku. Lampu hijau. Sepanjang perjalanan,ku trus memikirkn kejadian yang baru saja ku alami.mendadak penyesalan hinggap dihatiku.

Usai solat magrib, ku kembali merenungi kejadian siang tadi. Ku memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Sekarang ku telah menyadari kekeliruanku. Betapa kikirnya diriku ini. Mengapa ku harus merasa sayang memberikan sedekah lima ribu rupiah? Bukankah ku memiliki lebih dari itu? Kenapa cepat sekali ku putus asa mencari uang seribuan itu? Astagfirullah.. yaAllah, ampuni hamba.. Allahumma Inni adzubika minal buhl. Maafkan aku,dek! Mudah-mudahan suatu hari Allah berkenan mempertemukn kita kembali. Amin

Ijinkan Ku Mencintaimu ya Rasul

awal ku mulai mengenalmu
lembar demi lembar buku tentangmu ku baca
dengan penghayatan walau terkadang ada bagian yang ku
lewati tanpa pemaknaan...

tak jarang hati ini tersentuh
mengikuti haru biru perjuangan hidupmu
pujaan sahabat terhadapmu karena kasih mu
ya rasul..begitu agung dirimu

pengorbananmu memperjuangkan dien ini membuatku bangga menjadi muslimah
keagungan akhlakmu membuatku menjadikanmu kekasih hatiku

ku mendambakan hari dimana ku bisa bertemu denganmu
ku ingin menatap wajahmu..wajah yang sangat dirindukan semua makhluk
mengobati kerinduanku akan sosokmu ya kekasih Allah
meski ku tidak pernah bertemu dengan mu

Ya Rasul,,ijinkan ku mencintaimu semampuku
lewat shalawat yang ku lantunkan
lewat rasa kagumku padamu
lewat langkah-langkah kecilku menapaki jalan da'wah yang kau lalui sebelumnya
lewat usahaku tuk bisa menjadi muslimah sejati seperti Fatimah az Zahro, putri kesayanganmu
lewat airmata kerinduanku padamu disudut2 waktuku