Muhasabahku di Penghujung Malam

Diujung malam ini, ku tidak menutup kedua mata ini meski kantuk begitu demikian menghinggapi. Memori kehidupan yang telah kulalui diusia yang semakin bertambah tua satu persatu bermain indah di kepalaku. Tak terasa bulir-bulir airmata mengalir di sudut mataku tatkala ku ingat banyaknya dosa yang telah kulakukan selama ini. Dengan sedikit rasa malas, kupaksakan tubuh ini tuk bangkit dari tempat tidur menuju laptop yang sejak tadi kubiarkan menyala.
Ku klik folder “DATAKU”. Ku mencari folder “TARBIYAH” dan ku klik. Pandanganku menyisiri seluruh file yang ada hingga pada akhirnya mataku tertuju pada suatu file “MUHASABAHKU”. Tidak langsung ku klik, karena ku ingin mencari musik nasyid “PENGAKUANKU” untuk mengiringi malamku yang kian semakin sunyi. Setiap bait syair lagu tersebut mengantarkanku pada penghayatan demikian mendalam. Sungguh ya Allah, ku tak layak masuk syurga-Mu dan ku juga tak sanggup masuk ke neraka-Mu. Astagfirullah, ampuni dosa-dosaku ya Rabb.
Setelah beberapa menit menikmati lagu nasyid tersebut, ku mulai mengklik file “MUHASABAHKU”…

Saudaraku, marilah kita sejenak menundukkan kepala, Allah Yang Maha agung, Maha Menatap, Maha Mendengar dia tau apapun yang kita lakukan, tidak ada satupun lirikan mata yang luput dari penglihatan Allah, tidak ada satu patah katapun yang tak terdengar oleh Allah. Namun saat ini kita dihargai oleh orang lain, teman-teman, orang tua bukan karena kemuliaan kita namun karena kebesaran Allah yang telah menutupi aib-aib yang kita miliki atau kebesaran Allah yang telah menutupi kebusukan, maksiat yang kita lakukan .
Saudaraku, kian hari kian dekat dengan saat kepulangan kita, kain kapan pasti akan ada saatnya dibungkuskan kepada sekujur tubuh kita. Alangkah baruntungnya jika kematian datang, alangkah bahagianya jikalau malaikat maut datang. Kita dalam keadaan siap menghadap Allah. Dosa sudah diampuni oleh. Allah, Tubuh kita sudah terbasuh oleh air wudhu. Alangkah indanya jika ajal menjemput kening kita usai besujud, lidah kita sedang lihir berdzikir kepada Allah. Alangkah bahagianya jika air mata kita bercucuran karena mengingat Allah, keringat kita bercucuran karena berjuang dijalan Allah. Alangkah bahagianya jika Orang tua kita ridho dengan kematian kita, Orang orang telah kita dzalimi sudah memaafkan kesahan kita.
Saudaraku alangkah hinanya jika kematian menjemput kita, kita mesih dalam keadaan suul khotimah, berlumur dosa, mati dalam keadaan melakukan sutau kemaksiatan, bergelimang harta haram, durhaka kepada orang tua, daging yang tumbuh berasal dari makanan-makanan haram.
Wahai saudaraku sekalian, Hidup di dunia hanya sebentar, sekedar persinggahan. Alhamdulillah diantara bermiliar manusia didunia kita merupakan orang yang beragama islam, yang masih bisa menikmati indahnya islam yakni dengan shalatnya, dzikirnya ukhuwahnya. Padahal banyak orang yang beridentitaskan muslim tidak mengenal sujud, tilawah al-Quran, tausiah, Alhamdulillah Allah masih memberikan kita kesempatan bersujud, padahal sujud yang kita lakukan jarang sekali khusuk, Alhamdulillah Allah masih menganugrahkan Otak yang cerdas hingga kita bukan menjadi orang yang gila dan Allah masih memelihara kita, Alhamdulillah Allah masih memberikan Memberikan Mata yang mampu menikmati indahnya ciptaan Allah, walaupun kami bergelimang Maksiat karena mata yang kami miliki kurang mampu kami gunakan untuk kebaikan, Alhamdulillah Allah masih menganugrahkan kita Telinga yang bisa mendengar adzan, untuk memperoleh ilmu, padahal banyak kita gunakan pula untuk mendengar aib, kata maksiat, namun selalu di urus dan dipelihara oleh Allah, Allah masih menganugrahkan kita Lidah yang bisa bersuara, namun banyak pula kita gunakan untuk berdusta, menyebar Fitnah, yang membuat hati orang tua yang terluka dengan lisan kita. Atau bahkan membuat sakit hati saudara seiman kita.
Saudaraku, Allah Maha Tau apa yang kita lakukan, kita sering bersujud namun, sujud yang kita lakukan jarang sekali ingat kepada Allah, Shalat yang kita lakukan jarang khusuk. Allah maha tau dengan isi hati kita, Kebencian kita dengan saudara seiman, kedengkian kita, kemudian kita lampiaskan hingga melukai hatinya.
Allah Masih menuntun kita makin dekat dengan dia. Andai malikat Maut berada dihadapan kita sekarang. Bekal yang mana yang akan kita bawa pulang. Bukankah pasti kita akan mati??.Bukankah sudah pasti apa yang kita lakukan akan diperhitungkan Oleh Allah. Kemana Kita akan pulang 2X saudara-saudaraku??. Bukankah kita ingin pulang kepada Allah?. Qt sering meminta syurga namun amalan yang kita lakukan adalah amalan ahli neraka. Kita ingin selamat namun perilaku kita celaka. Mana yang bisa menjadi bekal kita? 2X. Shalat yang kita tunaikan jarang khusuk, hanya sekedar menggugurkan kewajiban kita sebagai muslim, itupun sisa waktu, mata kita jarang membaca al-Quran dengan Ikhlas, malah maksiat yang sering kita lakukan, melihat bukan yang selayaknya dipandang, Mana sedekah kita juga hanya sisa uang yang kita miliki.
Kepada orang tua kita sering durhaka. Sembilan bulan qt dalam kandungannya. Karena kita, tidurnya menjadi tersiksa, berdiripun menjadi hal yang paling melelahkan. Melahirkan kitapun harus mempertaruhkan nyawanya. Ketika masih bayi kita membuat mereka sibuk harus mengurusi kita bahkan harus mengganggu waktu istirahat mereka. Tapi itu semua bukan menjadi permasalahan bagi mereka karena orang tua kita amat sayang kepada qt. Belasan tahun kita hisap tenaga dan keringatnya. Berapa banyak kata-kata kita yang mengiris hatinya, berapa banyak sorot mata kita yang menghujam dan melukai perasaanya, berapa kali kita memalingkan wajah dengan sinis terhadapnya, berapa kali kita menghardiknya. Saat ini teramat sedikit kebanggaan yang mampu kita berikan dan yang mampu membahagiakan mereka. Padahal amal yang dicintai Allah setelah Shalat adalah birul walidain (Berbuat baik kepada Orang Tua). Apakah kita akan membalas mereka dengan keburukan atau hanya menambah pedihnya sakit hati mereka. Mungkin orang tua kita berlumur dosa karena ingin membuat kita bahagia, agar kita bisa makan, agar kita dihargai oleh teman teman, agar kita bisa beli sepatu, baju. Padahl mereka rela tidak membeli pakaian baru, namun dia berusaha menyenangkan hati kita. Bahkan mungkin rela menghinakan dirinya untuk membahagiakan kita. Meraka membanting tulang memeras keringat. Bahkan mengabaikan sujud, Shalat, neraka menjadi dekat dengannya. Akankah kita tega melihat mereka meninggal dalam keadaan suul khotimah, di alam kubur terhimpit oleh kuburnya Padahal doa Anak yang sholeh akan mampu menolong mereka dan menjadi cahaya di gelapnya kubur. Kini umur mereka kian dekat dengan ajalnya. Bahkan kita belum banyak membalas budi mereka meskipun tidak akan sanggup membalasnya. Mungkin saat ini merka terbaring sedang menghadapMu. Ya Allah ya rahman Ya Rakhim Ampunilah dosa Mereka.
Saudaraku, Sekarang akan kah kita mau berjuang untuk Islam yang kian terpuruk, umat islam yang makin teraniaya diberbagai belahan bumi seperti di Palestina, di Moro, Patani, atau diberbagai belahan bumi lainnya. Akankah kita ingin menjadi barisan pejuang atau bahkan menjadi penonton dan batu penghambat atu duri saja dalam da’wah ini. Betapa hinanya kita…
Saudaraku, sudah saatnya kini kita bangkit bersama memeperjuangkan Islam yang dapat menghantarkan diri kita dan orang-orang yang kita cintai ke SyurgaNya.

Duhai ALLAH, hamba-Mu yang hina ini datang mengemis cinta pada-Mu. Memohon Cinta dan Kasih-Mu atas hamba yang penuh dosa ini. Matikanlah aku dalam keadaan Khusnul Khatimah. Sayangi kedua Orang tua hamba sebagaimana mereka menyayangi hamba ketika kecil. Jadikanlah hamba dan saudara-saudara hamba sebagai anak sholeh/ah yang bisa menjadi amal jariyah bagi keduanya. Amin ya Rabbal Alamin.

2 komentar:

vina sabrina mengatakan...

Subhanallah,indah y ukhty andai sj diri ini bs trus mengingat Nya, andai sj bs trus mrasakan pngwsn Allah,smakin sring muhasabah smakin mampu qt mengukur klmhn2 qt dhdpn Allah,smg ana bs lbh bnyk brmuhasabah stlh ini. jzk ya tulisannya udh mjd tadzkirah (=.Keep on writing ^^

susu kambing etawa mengatakan...

Tanks gan......

Posting Komentar