Mengevaluasi 2/3 Perjalanan Ramadhan Kita



Saudaraku...
Apa kabarmu hari ini? Sehat kah? Bagaimana kabar ruhiyahmu? Tidak dalam keadaan FUTUR kan?

Saudaraku...
Tidak terasa sudah 8 hari telah kita lewati bersama di bulan Ramadhan ini.
Ada rasa senang, gembira, bahagia, cemas bahkan sedih. 
Di antara tawaran diskon belanja, parsel lebaran yang berwarna-warni,
antrian loket tiket mudik serta rasa kangen berkumpul dengan keluarga yang semakin menggebu, 
ada rasa cemas dan sedih di dalam hati. 
Cemas memikirkan apakah ibadah ramadhan yang telah dilakukan dengan optimal. 
Apakah waku yang telah diberikan ALLAH tahun ini dapat digunakan dengan baik?
Sanggupkah ramadhan tahun ini mengubah kita menjadi lebih baik.?
Sedih mengingat tinggal duapertiga  perjalanan lagi ramadhan sudah meninggalkan kita.
Apakah masih ada umur bertemu ramadhan tahun depan?
Bagaimana jika ini ramadhan adalah ramadhan terakhir dalam hidup kita?
Bagaimana jika kita tidak dapat bertemu lagi dengan bulan penuh berkah dan ampunan ini?

Untuk itu, Saudaraku...
ada baiknya kita mengevaluasi diri.
 Apakah sudah sepenuh  hati kita beribadah di bulan ramadhan tahun ini. 
Ada baiknya beberapa pertanyaan kita tujukan pada hati nurani kita dan hanya kita sendiri yang tahu jawabannya.

Sudahkah kita menahan hawa nafsu kita, 
bukan sekadar menahan lapar dan dahaga semata? 
Apakah sudah terasa penderitaan saudara-saudara kita yang kelaparan?
 Sudahkah kita memberi iftor untuk orang yang berpuasa? 
atau masih terasa berat untuk berbagi pada saat berbuka puasa?
Sudahkah malam ramadhan kita isi dengan tarawih?
 Atau kita masih sring meninggalkan sunah muakkad ini? 
Sudahkah kita perbanyak bacaan ayat suci Al-Qur’an? 
Sudah khatamkah? 
Atau lebih banyak waktu yang terbuang daripada membaca atau mengkajinya?

Sudahkah sepertiga malam terakhir kita isi dengan qiyamul lail untuk berkhalwat dengan Rabb kita? 
Ataukah untuk sahur saja kita tidak kuasa untuk bangun?
Sudahkah kita sucikan dosa-dosa dangan TAUBAT? 
Atau malah semakin banyak dosa baru yang kita perbuat?
Padahal  bulan ramadhan adalah bulan pengampunan?
Sudahkah kita sisihkan harta untuk sedekah? 
Atau sudah tidak tersisa lagi setelah membeli baju lebaran?
Sudahkah kita persiapkan diri tuk mendapatkan Lailatul Qodar?
Bisakah kita merasakan isyarat datangnya malam seribu bulan ini?

Sudahkah kita berjuang sekuat tenaga melawan hawa nafsu sehingga nantinya pantas menjadi pemenang di hari yang ”FITRI”? 
Ataukah rapuh semangat juang kita di pertengahan jalan?
Sudahkah kita mempersiapkan ketulusan hati untuk memberi maaf di saat kita kembali fitri? 
Sudah siapkah lisan dan hati kita mengucapkan maaf untuk melebur dosa yang telah lalu?
Atau ego masih sulit untuk kita kalahkan?
Sudahkah kita menjadi pribadi yang lebih baik di akhir perjalanan bulan ramadhan tahun ini? 
Sudahkah kita meraih puasa Khawashul khawash? 
Yaitu puasa  yang mengikat kita dengan kecintaan pada ALLAH,
 tidak memperhitungkan selain ALLAH, membenci perilaku maksiat dan hanya menyibukkan  hati dengan ketaatan dan dzikir pada-Nya.
Sudahkah kita memperbaiki akhlak kita? 
Lisan dan ucapan kita?
 Atau semakin banyak saja orang-orang yang kita sakiti hatinya padahal kita berpuasa?
Sudahkah kita meraih berkah di bulan ramadhan ini? 
Atau hanya lapar dan dahaga saja yang kita dapatkan?

Saudaraku...
kita berharap sebagian besar bahkan semua pertanyaan diatas kita jawab “SUDAH”. Apabila masih ada yang belum bisa kita jawab, 
masih ada duapertiga perjalanan lagi meningkatkan kualitas ibadah kita? 
Masih ada beberapa malam terakhir untuk kita memohon ampunan pada-Nya.
 Masih ada kesempatan menyisihkan harta untuk berzakat di akhir bulan ramadhan. Semoga ALLAH memberi kekuatan dan kesabaran untuk meningkatkan amal ibadah kita. semoga ALLAH memanjangkan umur dan mempertemukan kita dengan ramadhan tahun depan dan semoga kita mendapatkan surga Ar-Rayyan, yaitu surga untuk orang-orang yang berpuasa. Amin...


Uhibbukum Fillah
ku mencintai kalian semua karena Allah