Suamiku, ijinkanku kali ini menuliskan sebagian kisah Kita dalam catatan harianku sebagai bagian dari tarbiyah kehidupanku.
Kemarin pagi... kepadaku, engkau mengeluhkan sakit kepala dan demam. Seluruh persendianmu terasa sakit. Namun engkau memilih tetap berangkat kerja. Ada sebuah agenda RS yang harus dipersiapkan olehmu bersama panitia lain.
Sorenya engkau pulang. Ku mendapati wajahmu terlihat sangat lelah. Seluruh badanmu terasa hangat. Kembali engkau mengeluhkan seluruh persendianmu terasa sakit. Sehingga engkau lebih memilih istirahat sejenak walau saat itu lapar menggelayuti. Engkau memintaku tuk terus disisimu menemani.
"Hari ini ana banyak mengingat kematian."
Engkau mengawali pembicaraan. Engkau pun kemudian menceritakan pengalaman dan kesanmu setelah mengunjungi ayah salah seorang teman yang sedang sakit. "Ana masih ingat ketika beliau masih sehat.Tubuh yang kemarin terlihat gagah, bekerja keras dan kuat mengangkat kayu-kayu serta suaranya yang nyaring masih tergambar jelas. Kini beliau sedang terbaring sakit tak berdaya. Tubuhnya semakin kurus dan perutnya cekung. Tidak ada yang bisa dilakukan walau hanya tuk membuka mulut atau memiringkan badan kekiri/kanan." Ku terdiam mendengarkanmu dengan seksama.
Engkaupun kembali melanjutkan, "Sayang, cepat atau lambat kematian akan datang pada diri kita. Tidak sharusnya kita terlalu berat memikirkan dunia yang sebentar akan kita tinggalkan. Jika ada masalah atau ujian, kita tidak berlarut didalamnya. Melainkan menjalaninya sebagai suatu kepastian dalam kehidupan. Kita seharusnya lebih memikirkan amalan baik dan dosa yang kita perbuat. Mempersiapkan kematian itu dengan kebaikan-kebaikan kita."
Ku lihat wajahmu. Tatapanmu lurus kedepan, seolah jauh menerawang ke langit sana. " Ya Rabbi, sembuhkanlah suamiku. Jadikanlah ia sebagai pelebur dosa-dosanya dan Engkau ijabah sgala doa-doanya" Ku berdoa dalam hati.
"Sayang, jika di kemudian hari diantara kita ada yang terpukau dengan kemilau dunia, maka salah satu diantara kita harus saling mengingatkan tentang kematian." Kataku padanya.
***
Maha suci Engkau Allahu Rabbi, yang telah menganugerahkan kepada kami pasangan hidup yang membuat kami semakin mencintaiMu, menjadikan hati kami dipenuhi rasa syukur atas karunia besar ini serta menguatkan pijakan langkah kaki kami menuju Engkau.
Jadikanlah ketentraman dan kecenderungan hati kami terhadap pasangan kami semata-mata berasal dari Engkau. Dengan ridhoMu, cinta itu tumbuh mekar mewangi hingga ke syurga. Amin ya Allah.
Kemarin pagi... kepadaku, engkau mengeluhkan sakit kepala dan demam. Seluruh persendianmu terasa sakit. Namun engkau memilih tetap berangkat kerja. Ada sebuah agenda RS yang harus dipersiapkan olehmu bersama panitia lain.
Sorenya engkau pulang. Ku mendapati wajahmu terlihat sangat lelah. Seluruh badanmu terasa hangat. Kembali engkau mengeluhkan seluruh persendianmu terasa sakit. Sehingga engkau lebih memilih istirahat sejenak walau saat itu lapar menggelayuti. Engkau memintaku tuk terus disisimu menemani.
"Hari ini ana banyak mengingat kematian."
Engkau mengawali pembicaraan. Engkau pun kemudian menceritakan pengalaman dan kesanmu setelah mengunjungi ayah salah seorang teman yang sedang sakit. "Ana masih ingat ketika beliau masih sehat.Tubuh yang kemarin terlihat gagah, bekerja keras dan kuat mengangkat kayu-kayu serta suaranya yang nyaring masih tergambar jelas. Kini beliau sedang terbaring sakit tak berdaya. Tubuhnya semakin kurus dan perutnya cekung. Tidak ada yang bisa dilakukan walau hanya tuk membuka mulut atau memiringkan badan kekiri/kanan." Ku terdiam mendengarkanmu dengan seksama.
Engkaupun kembali melanjutkan, "Sayang, cepat atau lambat kematian akan datang pada diri kita. Tidak sharusnya kita terlalu berat memikirkan dunia yang sebentar akan kita tinggalkan. Jika ada masalah atau ujian, kita tidak berlarut didalamnya. Melainkan menjalaninya sebagai suatu kepastian dalam kehidupan. Kita seharusnya lebih memikirkan amalan baik dan dosa yang kita perbuat. Mempersiapkan kematian itu dengan kebaikan-kebaikan kita."
Ku lihat wajahmu. Tatapanmu lurus kedepan, seolah jauh menerawang ke langit sana. " Ya Rabbi, sembuhkanlah suamiku. Jadikanlah ia sebagai pelebur dosa-dosanya dan Engkau ijabah sgala doa-doanya" Ku berdoa dalam hati.
"Sayang, jika di kemudian hari diantara kita ada yang terpukau dengan kemilau dunia, maka salah satu diantara kita harus saling mengingatkan tentang kematian." Kataku padanya.
***
Maha suci Engkau Allahu Rabbi, yang telah menganugerahkan kepada kami pasangan hidup yang membuat kami semakin mencintaiMu, menjadikan hati kami dipenuhi rasa syukur atas karunia besar ini serta menguatkan pijakan langkah kaki kami menuju Engkau.
Jadikanlah ketentraman dan kecenderungan hati kami terhadap pasangan kami semata-mata berasal dari Engkau. Dengan ridhoMu, cinta itu tumbuh mekar mewangi hingga ke syurga. Amin ya Allah.
2 komentar:
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
Poker, Casino & Sportsbook | Jeopardy-Entertaining-Casinos-New
Poker, Casino 평택 출장마사지 & Sportsbook · Bet on 대전광역 출장샵 all major poker tournaments 당진 출장안마 and tournaments · Live-stream your favorite card 사천 출장마사지 and 과천 출장안마 odds · Live-stream the biggest poker
Posting Komentar