Dibalik Gelar Dokter Muda...


Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya 
(Q.s At-Tin:4)

Ayat ini mengantarkanku pada penghayatan yang mendalam ketika ku mendapati diriku sedang berdiri disini sebagai mahasiswa kedokteran. Belajar di kedokteran sungguh merupakan kenikmatan yang luar biasa karena disinilah bermula perjalanan ruhiyah yang menjadi titik tolak terhadap perubahan besar terhadap diri ini.

Semester demi semester ku lewati dengan banyak cerita didalamnya. Sarat pengalaman dan pembelajaran didalamnya. Tiap cerita dengan segala warnanya berasosiasi menjadi kisah yang begitu berharga yang mengantarkan pada ketakjuban luar biasa terhadap kebesaran Allah.

Ku masih ingat saat memasuki masa orientasi kampus. Ku dan seluruh mahasiswa baru lainnya di "latih" baik fisik dan mental. Hingga saat ini, pengalaman yang tak terlupakan ketika kami harus memasuki kamar mayat satu persatu, mencari sedotan kecil yang diletakkan disekitar kadaver (jenazah manusia yang telah diawetkan dengan zat formalin). Terdapat lima hingga enam kadaver saat itu dengan bentuk yang sudah tidak karuan lagi. Hanya berbekal lilin ditengah ruangan yang begitu sangat gelap, kami harus mengumpulkan sisa-sisa energi tuk menghalau rasa takut yang demikian tinggi dalam pertualangan yang begitu sangat menegangkan dan sungguh mendebarkan!!!

Tahun-tahun pertama perkuliahan. Rasa takjub terhadap kebesaran Allah begitu besar ketika ku melewati masa-masa praktikum anatomi. Para dosen selalu mengingatkan kami tuk menghargai dan memperlakukan kadaver tersebut dengan sebaik-baiknya karena dari merekalah, kami mendapatkan ilmu yang begitu banyak. Ketakjuban tersebut semakin sempurna ketika ku mendapatkan pelajaran fisiologi yang membuka pikiranku betapa sangat indah nan sempurna ciptaan-Nya. Ternyata tubuh manusia merupakan suatu sistem yang maha dahsyat dengan dinamisasi dan harmonisasi yang berjalan menuruti titah Sang Khalik.

Tahun-tahun terakhir perkuliahan. Saat mempelajari ilmu-ilmu klinik dan kemudian melalui masa preklinik juga merupakan saat-saat berharga bagiku. Ku mulai belajar bagaimana Allah yang Maha Cerdas memberikan clue-clue tertentu terhadap setiap penyakit sehingga memberikan celah bagi manusia (dalam hal ini dokter) untuk menentukan terapi yang tepat dalam batasan iktihar manusia. Jeda waktu beberapa bulan bersentuhan dengan pasien dan keluarganya saat preklinik memberikan arti tersendiri bagiku.

Kini, waktu telah mengantarkanku pada babak baru dalam perjalanan hidupku. Amanah itu tersemat dipundak ketika jas putih yang ku kenakan bertuliskan "Dokter Muda". Moga amanah baru ini mampu terjalankan dengan baik untuk terus mendekatkan diri pada Allah dengan mentafakuri kebesaran-Nya lewat ciptaan sempurna-Nya bernama manusia.

Dibalik gelar dokter muda, tentunya terdapat perjuangan panjang seorang calon dokter untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama dibangku kuliah untuk mendiagnosa dan mengelolh pasien dengan penyakit tertentu. Mengamalkan janji yang diucapkan dengan penuh tanggungjawab dan cinta terhadap profesi ini. Tentu akan banyak kisah menarik yang akan mewarnai perjuangan ini. Dengan basmalah, smoga langkah ini menjadi ringan dan tetap tegar melewatinya.


1 komentar:

avicenna16@fkunmul mengatakan...

menjadi "Dokter +".....

just rilex,keep ur health, focus....

semangat...

Posting Komentar