Alangkah kagetnya diriku. Berada di sebuah padang rumput
luas yang hijau. Bagaimana mungkin ku bisa tertidur di bawah pohon seperti ini?
Dimana aku saat ini? Ku tersesat. Ku menangis ketakutan. Seorang lelaki muda
datang menghampiriku dan menanyakan siapa namaku. Tidak ku hiraukan. Ku hanya
menangis hingga akhirnya pemuda itu berlari meninggalkanku. Namun sebelum
beranjak pergi, ia mengatakan, ”tunggulah sebentar disini. Ku akan memanggil
Rasulullah, Muhammad SAW.”
Apa ku tidak salah mendengarnya? Ia ingin memanggil
Rasulullah? Ah, tidak mungkin. Semua menambah kebingunganku saat itu. Beberapa
menit kemudian, pemuda itu datang lagi menghampiriku. Kini, ia tidak sendiri.
Melainkan bersama seorang lelaki yang jauh lebih tua dibandingkan dirinya.
Wajahnya sangat gagah dan putih bersih. Pemuda itu kemudian memperkenalkan
lelaki yang kini berada di depanku. Namanya Muhammad Rasulullah SAW. Sedikit
tidak percaya, ku hentikan tangisanku dan menfokuskan pendengaran dan
penglihatanku terhadap ucapan dan sosok yang kini ku hadapi.
“Apakah benar engkau Rasulullah Muhammad SAW? tanyaku
menjawab keraguan.
Sosok itu membenarkan dan memperkenalkan dirinya sebagai
Rasulullah Muhammad SAW, selanjutnya mengatakan ”Berhentilah menangis karena
sekarang ku akan mengajakmu untuk bertamu ke rumahku.”
Ku pun mengikutinya dari belakang. Melewati keramaian
perkampungan padang pasir hingga tepat berada disebuah rumah. Bangunan berbahan
dasar batu dan tidak terlalu luas. Ku dipersilahkan
masuk. Didalamnya, terlihat sebuah ruangan kecil seperti ruang tamu dan diberi
sekat pembatas dengan dapur. Ku dipersilahkan duduk. Ku tidak dapat berkata
apa-apa. Hanya diam menyimak apa yang sekarang ada dihadapan mataku. Tiba-tiba
pintu rumah Rasulullah SAW diketuk. Ketika pintu tersebut dibuka, tampaklah
tiga lelaki memasuki rumah Rasulullah SAW. ternyata mereka ingin bersama
Rasulullah SAW untuk solat. Alangkah terkejutnya aku ketika Rasulullah SAW
memperkenalkan satu persatu ketiga lelaki yang menjadi tamu Rasul saat itu.
Mereka adalah Abu Bakar As siddiq ra, Umar bin Khattab ra dan Utsman bin Affan
ra. Ketika Rasul akan meninggalkan rumah, Rasul memintaku untuk tinggal disini
sejenak dan akan ditemani istri beliau yang sedang berada di dapur. Beliau
memperkenalkannya padaku dengan menunjuk ke arah wanita yang sedang memasak air
ketika itu didapur. Namanya Khadijah bin khuwailid ra.
Ku mengikuti Rasul hingga ke pintu. Memperhatikan bayangan
beliau berlalu bersama tiga tamu istimewanya dan pemuda yang ku temui di padang
tadi. Segera ku tutup pintu karena angin yang membawa debu pasir ketika itu
cukup kencang bertiup.Beberapa saat dirumah Rasul, ku dipertemukan
dengan dua orang wanita yang cukup muda. Oleh keduanya ku diajak jalan hingga
pada akhirnya kami singgah di sebuah lembah yang sangat indah. Tidak jauh dari
tempat kami berdiri, terdapat sekumpulan anak-anak yang sedang membaca
ayat-ayat Allah SWT. Suara anak-anak itu sangat merdu sekali. Ku pun mengatakan kepada kedua wanita
yang berada disamping kiri dan kanan, ”Sangat indah sekali tempat ini. Kotanya sangat
sejuk. Andai ku bisa tinggal disini.”. Ku pandangi wajah kedua wanita tersebut
satu persatu dari samping, belum sempat ku tanyakan nama keduanya, tiba-tiba seluruh
pandanganku menjadi gelap. Pekat.
Ku buka kedua mataku, yang tampak adalah langit di luar
jendela kamar. Ku terbangun. Lama ku terdiam mencoba mengingat apa yang barusan
ku alami. Semua begitu tergambar jelas dan seakan nyata. Apakah benar ku sedang bermimpi?Apakah benar
ku bermimpi bertemu Rasul? Mungkinkah Rasulullah manusia mulia itu sudi bertemu
dengan hamba hina ini? Apakah ini karena akumulasi kerinduanku ingin bertemu
Kekasih Allah tersebut? Alangkah indahnya hidup ini andai dapat ku tatap wajahmu
Rasul? Sungguh tak pantas diri ini.
Wahai seorang kekasih
telah lama kau dirindui
pilu sedih dalam kerinduan
menangispun tak berairmata
namun hati tetap gembira
syafaat mu menanti disana...
Raihan "Wahai Kekasih"
Wahai seorang kekasih
telah lama kau dirindui
pilu sedih dalam kerinduan
menangispun tak berairmata
namun hati tetap gembira
syafaat mu menanti disana...
Raihan "Wahai Kekasih"
0 komentar:
Posting Komentar