
Di
perjalanan, kami singgah terlebih dulu di SPBU. Beberapa ke warung
membeli sarapan (maklum banyak yang g sempat sarapan). Selama
perjalanan, terkadang kami berhenti sejenak di tengah jalan tuk
menyamakan kecepatan. Matahari berangsur-angsur berada di atas kepala.
Akhirnya kami tiba sekitar jam 11.00-an di kelurahan yang dimaksud.
Perjalanan ini ckup lama karena kami sempat tersesat ketika melewati
pertambangan, hutan dan persawahan. Jalan menuju lokasi tersebut cukup
mengerikan. Banyak tanjakan dan turunan curam. Sesekali
rombongan ikhwan yang didepan menghentikan kendaraannya memastikan apa
rombongan kami, para akhwatnya masih membuntuti dari belakang.
Ku
tak menyangka lokasi baksos yang ingin didatangi benar-benar berada di
pinggir kota. Serasa energi ini habis terkuras. Benar-benar sangat
melelahkan…Mungkin panitia yang lain merasakan hal yang sama. Ternyata
benar, semua terkapar di Masjid Raya saat menunggu solat zuhur. Setelah
solat dan makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju Dinas Pariwisata
Tenggarong dulu sebelum akhirnya pulang. Akhirnya sekitar jam 15.00 WITA
kami baru meninggalkan kota Tenggarong. Benar-benar molor dari waktu
yang disepakati awal yaitu jam 14.00 WITA.

Sedikit demi
sedikit kami para akhwat mengurangi kecepatan agar dapat rileks sejenak,
mengurangi ketegangan. Namun, para ikhwan kembali berhasil mengejar
kami. Awalnya kami hanya membiarkan saja. Namun, tiba-tiba ku teringat
kalo sore itu ada rapat yang mesti di ikuti, beberapa akhwat dalam
rombongan juga demikian. Akhirnya, ku bunyikan sinyal klakson kepada
motor akhwat yang lain yang menandakan kami harus ngebut kembali. Dan
kali ini, ku tambah laju motor hingga 95 km/jam. Akhwat lainnya pun
demikian terus menambah laju motornya. Akhirnya tuk kedua kalinya,
rombongan ikhwan yang awalnya jauh didepan berhasil kami lewati satu
persatu.
Kami sampai di Mushola kampus kurang lebih 10
menit lebih cepat dari rombongan ikhwan. Kami tidak dapat menutupi rasa
bersalah kami karena menang adu kebut. Ketika rombongan ikhwannya nya
nyampe, tiba-tiba ada salah seorang dari mereka berkomentar dibalik
hijab…”AKHWAT PEMBALAP”… kami para akhwat saling berpandangan dan
tersenyum..
Paling tidak, moga ini bisa menjadi
pelajaran bagi semua. Ternyata tidak selamanya akhwat yang di identikkan
dengan kelemahlembutan bahkan “ribet” karena busananya, tidak memiliki
keahlian lain yang bertolak belakang dari sifat tersebut. Smoga keahlian
“ngebut” yang dimiliki bisa bermanfaat tuk da’wah. Bisa menghemat waktu
perjalanan hingga dapat mengalokasikannya tuk mengerjakan tugas da’wah
yang lain atau bisa juga membantu mengejar maling yang kabur ^__^
NB: Spesial
untuk ukhti kiki, ririn dan adik OC Baksos dan Perdekdok yang ikut di
rombongan saat itu. Sungguh, ku mencintai kalian smua karena Allah ta'ala!!!
Inspirasi: Cerita MUNAS FULDFK-IMF KONSOLIDASI 3 LDF
KESEHATAN: KEDOKTERAN, KESMAS, FARMASI UNMUL 2010 dan Annida dengan banyak
renovasi^^
0 komentar:
Posting Komentar