Aufa, Sungguh Beruntungnya Dirimu…(Kisah Kamar Bedah No.7)


Dia seperti Rimbun pohon kebijaksanaan,
Yang selalu naungi dunia kecil milikku
Sebarkan wangi kedamaian
tak henti memberiku semangat menapaki hidup
Dia, menjelma telaga teduh sepanjang waktu,
Tempatku bertambat, bermain dan bermimpi
Riak airnya membiakkan banyak kebahagiaan
Menemani segala bentuk hari yang ku lalui

Aku tak pernah mendapatinya kering,
Meski musim tidak terhitung berganti
Aku tak pernah melihatnya tumbang
Walau gelombang yang mendera bertubi-tubi

Dia tetap tersenyum menjumpaiku
Dia tetap membagi aku dengan kecupan sayang
Bunda, aku menyebutmu demikian
(anonym)

***

Inspirasi:
Disuatu pagi , di Salah  Satu Kamar Bedah Sebuah Rumah sakit
Hari ini Allah swt kembali menunjukkan padaku tentang cinta sejati saat mendampingi seorang ibu menjalani operasi Caesar atas indikasi G1 primi tua (hamil pertama usia tua). “Apa anak saya baik-baik saja dokter?’ Itulah pertanyaan yang pertama kali ditanyakan sesaat tangisan bayinya terdengar. “Tenanglah ibu, bayi ibu sehat dan gagah sekali seperti ayahnya. Baru saja suami ibu membacakan azan di telinganya.” Jawabku sambil tersenyum.
Ku bisikkan pada bayi mungil tersebut, “Aufa Muhammad Irfan, jadilah anak kebanggaan agama dan orang tuamu. Kamu beruntung sekali mendapatkan ibu sekuat ibumu.”

0 komentar:

Posting Komentar