Hanya Dirimu Tuk Hidupku Hari Ini, Esok Dan Selamanya




Ku pandangi ruangan kamarku. Untaian kain berwarna kuning dan hijau selang seling terlipat lalu kemudian menjuntai hingga ke lantai kamar menutupi seluruh dinding kamar. Jalinan kain tersebut kemudian membentuk bunga besar di atap kamar. Beberapa rangkaian bunga warna-warni dengan jalinan pita menghiasi sudut-sudut kamar. Ku duduk di tepi ranjang. Seprainya telah diganti dengan seprai baru yang dibeli Ummi khusus dipakai di hari ini. Warnanya entah disengaja atau tidak, senada dengan warna dinding kamarku. Di hadapanku, terdapat sebuah lemari dengan cermin yang cukup besar.

Ku melihat ada bayangan seorang wanita mengenakan jilbab berbalut gaun putih di balik cermin tersebut. “Apakah wanita itu aku?” Batinku mencoba menyakinkan diriku sendiri akan hari istimewa ini. Hari dimana ku akan memasuki dunia baru bernama rumah tangga bersama lelaki yang akan ku cintai sepenuh hati. Suamiku.

Tiada keraguan di hati ketika ia menyampaikan maksud ingin mengkhitbahku. Ku tepis keheranan orang-orang yang menanyakan tentang bagaimana cara ku mengenalnya dan bagaimana cinta itu bisa hadir tanpa pacaran dan komunikasi. Ku menjawabnya bahwa cinta/kecenderungan itu hadir dalam hati manusia bukanlah ditentukan oleh seringnya interaksi/tatap muka namun karena kecocokan jiwa, tempat cinta akan ditanam dan tumbuh. Dan Allah-lah yang Maha Kuasa menanamkan dan menumbuhkan cinta.

 “Kok melamun aja dari tadi?” Seorang akhwat menegurku. Ku hanya bisa tersenyum tanpa berkata apapun. Seolah akhwat tersebut memahami kegundahan hatiku dan mencoba menenangkanku. Saat-saat seperti ini kehadiran seorang teman sangat ku butuhkan. Ku bersyukur panitia walimah mengerti hal tersebut dan mengutus dua orang akhwat untuk mendampingiku di kamar hingga proses akad selesai. “Sebentar lagi rombongan ikhwan tiba!” Kata akhwat yang berbeda. Mendengar hal itu, jantungku berdebar sangat kencang. Pikiranku tidak menentu. Ada cemas, bahagia, semua bercampur menjadi satu.

 “Selesai akad, apa mau sholat dulu ukhti?” Tanya salah seorang akhwat. Ku hanya menganggukkan kepala tanpa bisa berkata apa-apa. Akhwat tersebut mengerti dengan isyarat tersebut dan beranjak dari kursi duduknya kemudian menghamparkan dua sajadah di salah satu sudut kamar. Untuk ku dan dia. Hatiku berdesir.

Beberapa menit kemudian suasana di luar kamar terdengar sangat ramai. Sepertinya rombongan ikhwan telah tiba dan memasuki ruang tamu yang tepat berada di samping kamarku. Perasaanku semakin tak menentu. Dari balik dinding kamar, ku mendengar suara seorang ikhwan membacakan serangkaian acara akad. Beberapa saat kemudian, suasana menjadi hening. Terdengar lantunan ayat al-Quran mengalun indah dibacakan oleh seorang ikhwan. Suasana semakin berjalan hikmat, ketika tausiyah nikah disampaikan.

Rasulullah pernah bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah)

Hatiku gerimis.

Kini tiba saatnya. Disaksikan Allah swt. dan puluhan pasang mata, ijab Kabul itu di ikrarkan olehnya. Janji telah terucap dan telah dicatat oleh malaikatNya. Kini terungkaplah rahasia lauhul mahfudz selama ini tentang hadirnya pendamping hidup. Kini telah ada seorang pemimpin atas diriku untuk ku taati sebagai bagian pengabdian pada Rabb ku.  Kini ada sebuah hati yang harus ku jaga sepenuh hati karena keridhoannya menjadi kunci syurga.

Ya Allah, Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Ya Allah, Ya Tuhan ku yang maha mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini Ke tepian yang sejahtera dan abadi..
Amin ya Robb…


Bulir-bulir airmata bahagia kini berderai mengiringi rasa syukur tak terhingga atas nikmat-Nya yang tercurahkan hari ini. Berakhirlah sudah penantian panjang tentang hadirnya. Ku memasuki kehidupan baru menjalani peran sebagai seorang istri dan kelak sebagai seorang ibu bagi anak-anak kami. Indahnya bunga di taman takkan pernah bisa menyaingi keindahan cinta kami yang dibangun atas kecintaan pada Allah. Allah-lah yang menciptakan hati, jiwa dan raganya demikian rupa sehingga aku begitu mencintainya. Dan atas dasar cinta Allah pulalah ia pun mencintaiku. Kami sama-sama menyadari hanya dengan cinta karena Allah, cinta ini akan terus berbunga dan mewangi selamanya.

Suamiku,
Hanya dirimu yang ku inginkan
Mencerahkan hariku di kala mendung
Menyinari malamku di kala pekat
Suamiku,
Hanya engkaulah yang kuharapkan
Untuk hidupku hari ini, esok dan selamanya
Hingga kedua kaki kita menapaki syurgaNya

1 komentar:

cici mengatakan...

Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny

Posting Komentar