“Hmm, Ana mau setangkai mawar!!” Jawab
saya.
Yah..Saya
menginginkan kado istimewa dari suami saya. Sesuatu yang mewakili perasaan
cintanya terhadap saya. Setangkai mawar merah. Selama ini saya tidak pernah
menerima hadiah bunga dan kali ini saya menginginkan sesuatu yang romantis.
Tidak sabar saya
menanti kiriman bunga darinya.
Namun, beberapa
hari sebelum hari H, suami saya menelpon dan meminta maaf karena tidak bisa
memenuhi permintaan tersebut. Ternyata di kota kecil tempat suami saya bekerja,
tidak ada toko bunga dan sulit untuk mencarinya diluar kota lalu selanjutnya
mengirimkan ke kota ini. Walau ada rasa kecewa namun saya tidak ingin membuat
suami saya berkecil hati. Saya menyadari pernikahan kami adalah kado terindah
dari Ilahi menjelang usia saya yang kini menginjak 24 tahun.
“Seringkali yang
kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan
mengharapkan wujud tertentu.” Ini adalah salah satu pelajaran yang pernah saya
dapatkan dalam proses memahami arti cinta sesungguhnya.
Sebagaimana
dalam sebuah kisah tentang seorang istri yang meminta cerai dari suaminya
karena merasa sang suami sangat kaku dan tidak mampu menciptakan suasana yang
romantis dalam pernikahan mereka telah menghancurkan semua harapan akan cinta
yang ideal yang diinginkannya.
Pada suatu hari, istri tersebut memberanikan diri untuk mengatakan keputusannya kepada suami, bahwa ia menginginkan perceraian. Suaminya terdiam dan termenung. kemudian kembali menanyakan apa yang dapat ia lakukan untuk merubah keputusan sang istri.
Dalam kekecewaan kian mendalam, sang istri pun menjawab dengan memberikan pertanyaan kepada suaminya. Seandainya, sang istri menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan mereka berdua tahu jika suaminya memanjat gunung itu, suaminya akan mati. Apakah sang suami akan melakukannya untuk dirinya. Setelah mendengar pertanyaan tersebut, Suaminya kembali termenung dan akhirnya berjanji akan memberikan jawabannya besok.
Keesokan paginya, Sang istri mendapati
suaminya sudah tidak ada dirumah dan hanya menemukan selembar kertas dibawah sebuah gelas
yang berisi susu hangat yang bertuliskan...
"Sayang, saya tidak akan
mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan
alasannya."
Meski hati sang
istri hancur setelah membaca kalimat pertama. Namun Ia terus melanjutkan
membaca surat tersebut.
"Kamu bisa mengetik di
komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di
depan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan
memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar
rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan
membukakan pintu untukmu ketika pulang.Kamu suka jalan-jalan ke luar kota
tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus
menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. Kamu
selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya
harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal. Kamu senang diam
di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan
sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk
menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. Kamu selalu menatap komputermu,
membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata
saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan
kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu
menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan
warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu. Tetapi
sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak
sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu,
ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Untuk itu
sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup
bagimu. aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang
dapat membahagiakanmu.Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca
jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku
untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang
sedang berdiri disana menunggu jawabanmu.Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku
masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu.
Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.
Setelah membaca surat tersebut, sang istri akhirnya menyadari kekeliruannya dan sambil menangis, ia segera berlari membuka pintu dan melihat suaminya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti. Akhirnya istri tersebut pun tahu, tidak ada orang yang pernah mencintainya lebih dari suaminya.
Demikianlah
cinta. Kadangkala pasangan hidup kita menyatakan cintanya tidak dalam wujud
yang kita harapkan sehingga rasa cinta di hatipun kian hari kian berkurang. Namun
sesungguhnya cinta itu hadir dalam wujud tidak kita bayangkan sebelumnya.
Seperti kejutan hadiah cinta di ulang tahun saya. Kartu ucapan sederhana yang
dibuat susah payah dan hafalan surat Al-Mulk yang dikebutnya selama beberapa
hari untuk saya. Dia mencintai saya dengan caranya sendiri yang membuat saya menjadi wanita paling bahagia.
Dedicated for my Husband 'Andi Yakub Abdullah' & Saudari muslimah bernama Istri dimanapun anda berada.
Moga Bermanfaat.
Dedicated for my Husband 'Andi Yakub Abdullah' & Saudari muslimah bernama Istri dimanapun anda berada.
Moga Bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar