Saudaraku...
Apa kabarmu hari ini? Sehat kah? Bagaimana
kabar ruhiyahmu? Tidak dalam keadaan FUTUR kan?
Saudaraku...
Tidak terasa sudah 8 hari telah kita
lewati bersama di bulan Ramadhan ini.
Ada rasa senang, gembira, bahagia, cemas
bahkan sedih.
Di antara tawaran diskon belanja, parsel lebaran yang
berwarna-warni,
antrian loket tiket mudik serta rasa kangen berkumpul dengan
keluarga yang semakin menggebu,
ada rasa cemas dan sedih di dalam hati.
Cemas
memikirkan apakah ibadah ramadhan yang telah dilakukan dengan optimal.
Apakah
waku yang telah diberikan ALLAH tahun ini dapat digunakan dengan baik?
Sanggupkah ramadhan tahun ini mengubah
kita menjadi lebih baik.?
Sedih mengingat tinggal duapertiga perjalanan lagi ramadhan sudah meninggalkan
kita.
Apakah masih ada umur bertemu ramadhan
tahun depan?
Bagaimana jika ini ramadhan adalah
ramadhan terakhir dalam hidup kita?
Bagaimana jika kita tidak dapat bertemu
lagi dengan bulan penuh berkah dan ampunan ini?
Untuk itu, Saudaraku...
ada baiknya kita
mengevaluasi diri.
Apakah sudah sepenuh
hati kita beribadah di bulan ramadhan tahun ini.
Ada baiknya beberapa
pertanyaan kita tujukan pada hati nurani kita dan hanya kita sendiri yang tahu
jawabannya.
Sudahkah kita menahan hawa nafsu kita,
bukan sekadar menahan lapar dan dahaga semata?
Apakah sudah terasa penderitaan
saudara-saudara kita yang kelaparan?
Sudahkah kita memberi iftor untuk orang
yang berpuasa?
atau masih terasa berat untuk berbagi pada saat berbuka puasa?
Sudahkah malam ramadhan kita isi dengan tarawih?
Atau kita masih sring
meninggalkan sunah muakkad ini?
Sudahkah kita perbanyak bacaan ayat suci
Al-Qur’an?
Sudah khatamkah?
Atau lebih banyak waktu yang terbuang daripada
membaca atau mengkajinya?
Sudahkah sepertiga malam terakhir kita isi
dengan qiyamul lail untuk berkhalwat dengan Rabb kita?
Ataukah untuk sahur saja
kita tidak kuasa untuk bangun?
Sudahkah kita sucikan dosa-dosa dangan
TAUBAT?
Atau malah semakin banyak dosa baru yang kita perbuat?
Padahal bulan ramadhan adalah bulan pengampunan?
Sudahkah kita sisihkan harta untuk
sedekah?
Atau sudah tidak tersisa lagi setelah membeli baju lebaran?
Sudahkah kita persiapkan diri tuk
mendapatkan Lailatul Qodar?
Bisakah kita merasakan isyarat datangnya malam
seribu bulan ini?
Sudahkah kita berjuang sekuat tenaga
melawan hawa nafsu sehingga nantinya pantas menjadi pemenang di hari yang
”FITRI”?
Ataukah rapuh semangat juang kita di pertengahan jalan?
Sudahkah kita mempersiapkan ketulusan hati
untuk memberi maaf di saat kita kembali fitri?
Sudah siapkah lisan dan hati
kita mengucapkan maaf untuk melebur dosa yang telah lalu?
Atau ego masih sulit
untuk kita kalahkan?
Sudahkah kita menjadi pribadi yang lebih
baik di akhir perjalanan bulan ramadhan tahun ini?
Sudahkah kita meraih puasa
Khawashul khawash?
Yaitu puasa yang
mengikat kita dengan kecintaan pada ALLAH,
tidak memperhitungkan selain ALLAH,
membenci perilaku maksiat dan hanya menyibukkan
hati dengan ketaatan dan dzikir pada-Nya.
Sudahkah kita memperbaiki akhlak kita?
Lisan dan ucapan kita?
Atau semakin banyak saja orang-orang yang kita sakiti
hatinya padahal kita berpuasa?
Sudahkah kita meraih berkah di bulan
ramadhan ini?
Atau hanya lapar dan dahaga saja yang kita dapatkan?
Saudaraku...
kita berharap sebagian besar bahkan semua
pertanyaan diatas kita jawab “SUDAH”. Apabila masih ada yang belum bisa kita
jawab,
masih ada duapertiga perjalanan lagi meningkatkan kualitas ibadah kita?
Masih ada beberapa malam terakhir untuk kita memohon ampunan pada-Nya.
Masih
ada kesempatan menyisihkan harta untuk berzakat di akhir bulan ramadhan. Semoga
ALLAH memberi kekuatan dan kesabaran untuk meningkatkan amal ibadah kita. semoga ALLAH memanjangkan umur dan mempertemukan kita dengan ramadhan tahun
depan dan semoga kita mendapatkan surga Ar-Rayyan, yaitu surga untuk
orang-orang yang berpuasa. Amin...
Uhibbukum Fillah
ku mencintai kalian semua karena Allah